Page 17 - Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan: Partisipasi Politik, Klaim dan Konflik Agraria
P. 17
Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan 5
9
atas yakni golongan pengusaha asing. Pada akhirnya masyarakat di
pedesaan berada dalam lingkup perusahaan perkebunan, sebagai
masyarakat yang didominasi. Mereka secara tidak sadar sudah
dihubungkan dengan pasar seberang lautan oleh penguasa agraria
yang baru, bukan lagi yang oleh dinamisasi kaum borjuasi pribumi
sebagaimana sebelumnya. Para elite pribumi lebih bergantung pada
penguasa agraria baru, ketimbang kepada penguasaan terhadap alat
produksi. Sementara pihak penguasa agraria baru secara selektif
10
memberikan ketergantungan kepada para elite pribumi tersebut.
Sejak masuknya perkebunan, relasi kuasa agraria tidak lagi diatur
oleh semata pemenuhan kebutuhan subsistensi, tapi sudah oleh
pemenuhan pasar-pasar internasional. Ketimpangan penguasaan
dan r kuasa y terbelah atas bawah pada akhirnya melahir
konlik agraria perlawanan raky Terdapat studi-
perlawanan rakyat dalam era k baik y
dalam ber perlawanan, 11 atau juga karena adanya ajakan dari
pemimpin kharismatis perlawanan y dilakukan
pengikut Samin Surontiko, 12 maupun juga adanya keyakinan akan
hadirnya pemimpin yang adil. Belum adanya perlaw
13
lokal di berbagai daerah yang dicatat oleh arsip-arsip dalam sejarah
Indonesia. 14
9 Lebih lanjut lihat pada Jan Breman, Control of Land and Labour in
Colonial Java (Dordrecht: Foris, 1983), hlm. 184.
10 Robert W. Hefner, Geger Tengger; Perubahan Sosial dan Perkelahian
Politik (Yogyakarta: LKiS, 1999), hlm. 71-2.
11 S. Dingley (samaran Iwa Kusumasumantri), The Peasant Movement in
Indonesia (Berlin: R.L. Prager, 1927).
12 Lihat Harry J. Benda dan Lance Castles, ‘The Samin Movement’ BKI,
125.2 (1969), hlm. 207-40.
13 Sartono Kartodirdjo, The Peasant’s Revolt of Banten in 1888: Its
Conditions, Course And Sequel: A Case Study of Social Movements in
Indonesia (The Hague: Gravenhage, 1966).
14 Laporan Asisten Residen Jember (J. Bosman) kepada Residen Besuki
(E.M. Van den Berg van Heinoord), 11 Juni 1906. hlm 116-19. Mengenai