Page 19 - Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan: Partisipasi Politik, Klaim dan Konflik Agraria
P. 19

Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan  7


              besar. 18  Dengan  demikian  reforma  agraria  tidak  semata-mata
              membutuhkan    keseriusan  pemerintah  dengan   menghadirkan
              lembaga-lembaga pelaksana, tapi juga terdapat unsur pemaksanya,
              karena  program  ini  sifatnya  drastis  (tegas)  dengan  waktu  yang
                        19
              pasti pula.  Reforma agraria ingin memperkuat keberadaan negara
              dengan  mengatur  tuan  tanah  (kepemilikan  tanah  skala  luas) atau
              untuk menghilangkan relasi kuasa baik itu feodal maupun kolonial
              dalam  masyarakat. Pada  konteks  pembangunan  nasional, reforma
              agraria adalah keinginan guna hadirnya keadilan penguasaan tanah
              dan mempercepat perkembangan industri dengan perluasan pasar
              dalam  negeri, produksi input  pertanian  bagi penduduk  kota  dan
              industri dan lain sebagainya. 20

                  Berangkat  dari hal di atas, terdapat  beberapa  model dalam
              rangka  pelaksanaan  reforma  agraria  tersebut  mengingat  adanya
              unsur  ketidaktertiban  dan  itu  merupakan  situasi rentan  terhadap
              penetrasi dan  aksi-aksi dari organisasi sayap  kiri radikal. Situasi
              rentan itu bisa menyebabkan terjadinya kerusuhan atau pergolakan
              revolusioner seperti di Indo-Cina, Cina, dan Kuba. Sehingga strategi
              yang diambil adalah  memperkuat  kesadaran  kalangan  profesional,



                dan industriawan y  prosesnya dihambat oleh k


              tuan  tanah  memproduksi tanahnya. Sementara  strategi yang lain
              adalah  secara  sengaja  memperkuat  atau  merebut  posisi negara
              dengan  jalan  revolusi sosial dengan  memperlemah  aparat  negara
              dan militernya seperti di Meksiko dan Bolivia. 21
                  Terdapat pula model pelaksanaan reforma agraria karena faktor
              eksternal, yang memaksa pelaksanaannya pasca perang seperti yang


              18  Benjamin White dan Gunawan Wiradi (eds), Reforma Agraria dalam
                  Tinjauan Komparatif, hlm. 43.
              19  D. Christodoulou, The Unpromised Land, Agrarian Reform and Conlict
                  Worldwide (New York & New Jersey: Zed Books, 1990).

              20  White dan Wiradi (eds), Reforma Agraria, hlm. 44.
              21   White dan Wiradi (eds), Reforma Agraria, hlm. 44-5.
   14   15   16   17   18   19   20   21   22   23   24