Page 24 - Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan: Partisipasi Politik, Klaim dan Konflik Agraria
P. 24

12    Tri Chandra Aprianto


            sewa  jangka  panjang. 34  Masyarakat  perkebunan  juga  mulai ikut
            dalam  pendidikan  yang dilakukan  oleh  berbagai organisasi rakyat

            perlawanan tersebut. 35  Sementara  prakarsa  ketiga  adalah  inisiatif
            pemerintah, dimana  telah  melakukan  serangkaian  kegiatan  dan
            melahirkan kebijakan dalam rangka penataan ulang sumber-sumber
            agraria dari kolonial ke nasional.
                Pada  periode  yang sama, berbagai inisiatif  tersebut  juga

            melakukan  eksperimentasi guna   pengelolaan  sistem  ekonomi
            perkebunan   pasca  kolonial. Eksperimentasi tersebut  berupa
            kerjasama  antara  masyarakat  perkebunan  dengan  pemerintah
            dalam  rangka  budidaya  tanaman  perkebunan  (tembakau, kopi,
            kakao, karet, tebu, dan  lain-lain). Pengelolaannya  menggunakan
            sistem  maro, bagi hasil dibagi dua, sebuah  sistem  yang dianggap
            sebagai jalan  tengah  dari masalah  kepemilikan  lahan  perkebunan
            yang merupakan  milik  masyarakat. Untuk  tata  kelola  perusahaan
            perkebunan juga mulai dirumuskan kerja sama antara penyelenggara
            perkebunan dan industri perkebunan antara masyarakat perkebunan
            yang  diwakili  organisasi  buruh  perkebunan  dan  buruh  industri
            perkebunan dengan pihak badan yang mewakili pemerintah. 36

                Di samping itu  ditingkatan  pemerintahan, juga  dilakukan
            upaya  untuk  mengganti kebijakan  dari politik  agraria  kolonial ke





            politik agraria   H  itu diaw  dengan langkah perc
            land reform  (1946), yakni adanya  upaya  menghapus  lembaga  desa
                    37
            perdikan.  Melalui UU No. 13 tahun 1946, setengah tanah yang relatif
            34  Karl J Pelzer, Sengketa Agraria, hlm. 44 dan 219.
            35  Arsip  KITLV  Leiden, Moch. Tauhid, Mentjapai  Kemakmoeran

                (Jogjakarta, 1947), Seksi BTI archive.
            36  Laporan  Djawatan  Penerangan  Republik  Indonesia  Propinsi  Djawa
                Timur,  Propinsi  Jawa  Timur  (Surabaya:  Tugu  Pahlawan,  1950),  hlm.
                328-9.
            37  Suatu desa yang merdeka dari kewajiban bayar pajak dan tugas-tugas
                lainnya terhadap struktur yang lebih tinggi di atasnya.
   19   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29