Page 26 - Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan: Partisipasi Politik, Klaim dan Konflik Agraria
P. 26
14 Tri Chandra Aprianto
Terdapat beberapa perkebunan di Jember beralih tangan
kembali ke perusahaan perkebunan yang kantor direksinya di
Belanda, seperti perkebunan yang terletak di Gunung Majang,
Bajing Pasewar Mang Penataran dan
sebagainya. 41 Untuk perusahaan perkebunan yang sudah tidak
digarap lagi oleh pengusahanya, Sarbupri mengeluarkan tiga
tuntutan: (i) bagi perusahaan yang sudah tidak dapat menghasilkan
harus dinasionalisasi dan diupayakan oleh Pemerintah Pusat,
atau Pemerintah Daerah (Provinsi atau Kabupaten), atau bahkan
diupayakan oleh desa-desa di sekitar perusahaan perkebunan; (ii)
perkebunan yang sudah rusak pemerintah harus menjadikannya
sebagai tanah desa dan dibagi-bagikan kepada rakyat; (iii)
pencabutan hak erfpacht. 42
Kendati begitu, partisipasi masyarakat perkebunan dalam upaya
melakukan perombakan struktur agraria di wilayah perkebunan
tidak lantas surut. Partisipasi tersebut menemukan momentumnya
manakala pemerintah pusat ingin menasionalisasi semua asset
kolonial sebagai tindakan balasan atas lambatnya pengembalian Irian
Barat ke pangkuan ibu pertiwi. Puncaknya, masyarakat perkebunan
berbondong-bondong melakukan demonstrasi didukung oleh
kekuatan militer penuh untuk mengambil alih semua perusahan
43
dan lahan-lahan perkebunan. L wacana penga
ini tidak berada dalam ranah yang bebas nilai, karena imajinasi
masyarakat perkebunan berbeda dengan imajinasi kekuatan militer.
41 Wawancara dengan Jacob Vredenbregt, Jakarta, 18 September 2004.
42 Warta Sarbupri. Maret 1953 No. I. Tahun ke IV, (Jakarta: Sekretariat
DPP Sarbupri Jakarta), hlm 10.
43 Mengenai partisipasi masyarakat dalam proses nasionalisasi
perusahaan perkebunan tahun 1957-1958 untuk lebih detailnya lihat
Tri Chandra Aprianto, ‘Nasionalisasi Perusahaan Perkebunan dalam
Tr Ketatanegaraan Indonesia (Jember 1900-1960)’ dalam T
Abdullah dan Sukri Abdurahman (eds), Indonesia Across Orders: Arus
Bawah Sejarah Bangsa 1930-1960 (Jakarta: LIPI Press, 2011), hlm. 167-
200