Page 29 - Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan: Partisipasi Politik, Klaim dan Konflik Agraria
P. 29
Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan 17
Sementara pada sisi lain, terdapat kekuatan-kekuatan sebagai
agen sosial yang bermain yang itu muncul dan mendominasi,
sehingga menyebabkan upaya partisipasi tersebut mengalami
pasang surut. Persoalannya adalah dimana masyarakat perkebunan
berada dalam berbagai ranah, baik itu dalam kebijakan politik
pemerintah yang mendukung pelaksanaan reforma agraria atau
dalam situasi pemerintah tidak mendukungnya. Hubungan ini
sangat penting dilihat mengingat pada saat mana struktur negara
menjadi pendorong atau sebagai penghambat dari suatu perubahan.
Dengan latar belakang seperti di atas, masalah utama yang
menjadi tema kajian ini adalah ”mengapa dilakukan upaya penataan
ulang atas struktur agraria di Indonesia? dan ”bagaimana proses
tersebut berlangsung dalam setiap babakan waktu antara 1942-74?”
Untuk menjawab pertanyaan utama tersebut, setidaknya terdapat
beberapa pertanyaan susulan yang diajukan, yaitu (i) faktor-faktor
apa saja yang mendorong partisipasi masyarakat perkebunan dalam
melaksanakan praksis penataan ulang atas sumber-sumber agraria?
(ii) faktor-faktor apa saja yang menghambatnya? (iii) bagaimana
bentuk dan upaya masyarakat perkebunan dalam rangka penataan
tersebut?
Kajian ini menghadirkan dua manfaat utama baik praktis maupun
akademis. Untuk manfaat praktis hasil penelitian ini diharapkan
memberikan gambaran tentang pentingnya penataan ulang atas
sumber-sumber agraria yang masih menyebabkan ketimpangan
kepemilikan, yang berimplikasi pada hadirnya ketimpangan sosial
dan itu merupakan akar konlik berk perlu menjadi
penekananmengingatkonlikagrariatidaksajahanyabermaknakonlik
itu sendiri, tapi lebih jauh juga dapat melahirkan adanya disintegrasi
bangsa. Sementara manfaat akademis diharapkan bisa memperkaya
khasanah historiogr Indonesia y hingga sekar belum
banyak terungkap, mengingat pada satu dekade belakangan hadir