Page 33 - Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan: Partisipasi Politik, Klaim dan Konflik Agraria
P. 33
Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan 21
agraria di Indonesia (i) antara pihak masyarakat dengan pemerintah
daerah, salah satunya terjadi di Ketajek; 58 (ii) antara pihak PTPN
dengan masyarakat perkebunan t Jenggaw Cur
Nongko dan Mandiku; (iii) antara masyarakat dengan pihak militer
seperti yang terjadi di daerah Pakusari. Inilah yang menjadi alasan
59
pilihan fokus spasial dari kajian ini.
Sementara untuk batasan waktu dipilih dalam penelitian ini
merentang antara tahun 1942 hingga tahun 1974. Pilihan dimulai
tahun 1942 karena sebagai tonggak dimana partisipasi masyarakat
perkebunan dalam mengelola tanah perkebunan tidak lagi seperti
sebelumnya. Setidaknya ada dua hal sebagai pemicu hadirnya
partisipasi dari masyarakat perkebunan tersebut. Pertama, adanya
zaman malaise (1930) dimana perusahaan perkebunan di Jember
60
sudah tidak bisa berproduksi. Kedua, adanya mobilisasi dari militer
pendudukan Jepang. 61 Partisipasi tersebut, mampu meningkatkan
rasa percaya diri masyarakat untuk terlibat lebih jauh dalam
penataan dan pengelolaan sumber-sumber agraria di tahun-tahun
berikutnya. Termasuk masyarakat perkebunan semakin berani
untuk menyatakan klaimnya kembali atas tanahnya. Masyarakat
perkebunan menganggap tanah-tanah tersebut telah dibuka
oleh nenek moyang mereka. Ketiga, pada periode ini semakin
mempertegas posisi perkebunan tanpa tuan kebun.
58 Lihat Tri Chandra Aprianto, ‘Manakala Konlik Harus
Perkebunan Ketajek Jember,’ Jurnal Ilmu Sosial dan Ilmu PolitikVol
,
13.1 (2009), hlm. 71-90. SD Inpers Jember, ’Laporan Narasi Kegiatan
Investigasi Lapangan’ (Jember: tidak diterbitkan, 2003).
59 SD Inpers Jember, ’Laporan Narasi Kegiatan Investigasi Lapangan’
(Jember: tidak diterbitkan, 2003).
60 Lihat Edy Burhan Ariin, “Emas hijau”, hlm. 88.
61 Lihat Aiko Kurasawa, Mobilisasi dan Kontrol; Studi Tentang Perubahan
Sosial di Pedesaan Jawa 1942-1945 (Jakarta: Grasindo, 1993). Lihat pula
Shigeru Sato, War, Nationalism, and Peasants: Java under Japanese
Occupation 1942-1945(Sy Allen Un 1994).