Page 36 - Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan: Partisipasi Politik, Klaim dan Konflik Agraria
P. 36
24 Tri Chandra Aprianto
disinggung di atas, perkebunan secara realitas sejak awal memiliki
kondisi yang kompleks, melahirkan pembelahan sosial, penuh
w dan berpot k Perkebunan tidak saja terkait
produksi tanaman, tetapi juga konsumen yang memanfaatkan
pr Kompleksitas perkebunan dapat dinyatakan bahw
perkebunan sangat terkait dengan beberapa hal, diantaranya: (i)
sistem kolonial; (ii) tenaga kerja; (iii) ”perdagangan” tenaga kerja;
(iv) gaya dan tingkat hidup; dan tentu saja (v) kekuasaan. 65
Gagasan penataan ulang atas sumber-sumber agraria yang lebih
adil dengan sendirinya akan merombak kompleksitas perkebunan di
atas. Reforma agraria secara konseptual tidak saja diberlakukan pada
tanah pertanian, tapi juga salah satunya tanah-tanah perkebunan.
Oleh sebab itu kajian ini berusaha untuk hadir tidak saja membahas
masalah reforma agraria di perkebunan, tapi juga bagaimana
dinamika masyarakatnya dalam rangka pelaksanaan reforma agraria.
Setidaknya terdapat beberapa hasil studi yang dapat menjadi
acuan dalam kajian k tidak secara spesiik membicar
penataan sumber-sumber agraria y lebih wilay
perkebunan. Beberapa hasil studi tersebut berkisar pada masalah
masyarakat perkebunan dan dinamika sosial-politiknya, termasuk
kehadiran dan perkembangan suatu wilayah.
Tulisan yang membahas tentang perkebunan di Indonesia
dari perspektif kajian sosial ekonomi ditulis oleh Kartodirdjo dan
Djoko Suryo tahun 1991. 66 Tulisan ini lingkup temporalnya begitu
panjang dari tahun 1600 hingga tahun 1980-an. Mengingat studi
y begitu panjang karya historiogr menggambarkan secar
sekilas pada masing-masing periodenya. Selain itu, tulisan ini juga
65 Satu kajian antropologi yang sangat menarik menjelaskan bagaimana
potret kompleksitas yang hadir dari perkebunan, lihat Sidney W. Mintz,
Sweetness and Power: The Place of Sugar in Modern History(New York:
Penguin, 1986).
66 Sartono Kartodirdjo dan Djoko Suryo, Sejarah Perkebunan, 1991.