Page 243 - Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan: Partisipasi Politik, Klaim dan Konflik Agraria
P. 243

Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan  231


                  Tabel di atas  merupakan  luas  areal tanam  tahun  terakhir
              kepemilikan  perusahaan  perkebunan  tembakau  oleh  pihak  asing.
              Kebun  (105) untuk  daerah  Nangkaan  (ex  LMOD), Kebun  Soember
              Djeroek (106), Kebun Modjo (107), Kebun Tamansari (108) ex BTM,
              Kebun Djelboek (109), Kebun Soekokerto-Adjong (110) ex CMD, dan
              Kebun Soekowono (111) ex LMS.
                  Berangkat dari ketegangan hubungan politik Indonesia dengan

              Belanda  akibat  pengambilalihan  dan  berdasar  pada  UU No. 86
              tahun  1958 dalam  rangka  peralihan  struktur  ekonomi kolonial ke
              struktur nasional, maka pada tahun 1959 pemerintah memindahkan
              pusat  pemasaran  tembakau  ke  Bremen  (Jerman). 81  Sejak  saat  itu
              “komunikasi” dagang tembakau  Jember  berubah  ke  Bremen, serta





              tidak   ke wilayah Rotterdam dan Amsterdam. 82



                  Beraw  pada musim rontok tahun 19    berangkatlah


              PPN ke Eropa dipimpin oleh Amin Tjokrosuseno dan Basir Isa dari
              Jawatan  Ekspor,  guna  melakukan  penelitian  guna  memilih  kota
              yang paling tepat  sebagai pusat  pemasaran  tembakau  Indonesia
              sebagai pengganti Amsterdam    dan  Rotterdam. Bremen  dipilih
              karena memiliki kriteria yang cocok dengan pemerintah Indonesia.
              Di sana  tidak  saja  mempunyai industri tembakau  yang luas  dan
              banyak memiliki penyaluran tembakau. Bremen juga dekat dengan
              pelabuhan  pembongkaran, agar  setiap  petugas  yang bersangkutan
              dengan  cepat  dapat  melakukan  tugasnya  masing-masing misalnya
              pemeriksaan cara pemuatan dalam kapal, pembongkaran ke dalam
              gudang serta  pengangkutan  bal-bal dari gudang yang diperlukan
              untuk  contoh-contoh. Selain  itu  di Bremen  juga  cukup  memiliki
              peralatan dan terdapat badan-badan atau perorangan yang mampu
              mengorganisir pemasaran tembakau Indonesia. Hal lain yang tidak



              81  Lihat pada Majalah Warta Niaga dan Perusahaan, 21 Februari 1959.
              82  Carl Schunemann, Bursa Tembakau di Bremen Hasil Usaha Bersama
                  Indonesia-Djerman  (Diterbitkan  dalam  rangka  pembukaan  Bremer
                  Tabakborse 11 Mei 1962), hlm. 7.
   238   239   240   241   242   243   244   245   246   247   248