Page 246 - Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan: Partisipasi Politik, Klaim dan Konflik Agraria
P. 246

234   Tri Chandra Aprianto


                Pada periode ini dimana gegap gempita partisipasi masyarakat
            perkebunan  dalam  proses  pengambilalihan  berbagai aset  milik
            modal asing di Indonesia, tak terkecuali di lahan-lahan perkebunan.
            Ada  banyak  literatur  yang menyebutkan  bagaimana  partisipasi
            masyarakat  dalam  proses  ini. Tidak  begitu  salah  adanya  rumusan





            y  menyatakan bahwa masyarakat perkebunan pada periode

            memiliki kebebasan  dalam  menentukan  arah  politiknya. Secara






            sekilas pula terkesan bahwa masyarakat perkebunan saat itu


            bebas  secara  rasional memilih  praksis  politiknya  untuk  menata
            sumber-sumber agraria yang lebih adil dengan cara melakukan aksi
            pengambilalihan.  Akan  tetapi  dalam  perspektif  Bourdieu  bahwa
            yang terjadi pada  tahun-tahun  tersebut  terdapat  proses  mobilisasi
            politik yang kuat di luar diri masyarakat perkebunan.
                Dalam  perkataan  lain, praksis  politik  masyarakat  perkebunan
            saat  itu  tidak  bebas, melainkan  dipengaruhi oleh  aneka  struktur
            dengan  dinamikanya  yang juga  ditempati dengan  posisi obyektif
            yang beragam. Uraian pada bab ini sangat jelas bagaimana partisiasi
            masyarakat  perkebunan  dipengaruhi oleh  praksis  politik  dari
            entitas  sosial maupun  politik  di luar  dirinya. Begitu  pula  dengan






            wacana penataan   atas sumber-sumber agraria y  saat
            dimenangkan   oleh  gagasan  untuk  melakukan  pengambilalihan
            atas         kedaulatan   secara t



            pula  bukanlah  pilihan  praksis  politik  yang bebas. Mengingat  ada





            wacana lain y  sebagaimana dijelaskan   atas y  juga

            dipertaruhkan, yaitu  Indonesianisasi yang mulai menempatkan
            kalangan bumi putera dalam kerja-kerja administrasi di perusahaan
            perkebunan. Dimana  sebelumnya  belum  pernah  dipikirkan  untuk
            melibatkan  kalangan  bumi  putera  dalam  proses  administratur


            perk  Dengan demikian wacana tersebut juga



            ranah  yang menjadi perebutan  oleh  masing-masing logika  sosial
            politik  yang berbeda-beda. Setidaknya  ada  tiga  logika  politik  yang
            berkembang dalam   melakukan   praksis  politik  pengambilalihan
   241   242   243   244   245   246   247   248   249   250   251