Page 303 - Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan: Partisipasi Politik, Klaim dan Konflik Agraria
P. 303

Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan  291


              berturut-turut dan diajukan pada Dirjen Agraria, mulai tahun 1967,
              dilanjut  1968, dan  terakhir  1969. Akan  tetapi hingga  pelaksanaan






              pemilu 197  tidak ada jawaban untuk pelaksanaan redistr
              yang hari-hari  sudah  dikelola  oleh  masyarakat  perkebunan, baik
              untuk tanaman kebutuhan subsistensi maupun tanaman perkebuan
              (tembakau).
                  Tiba-tiba  pada  tanggal 11 Agustus  1971 terdapat  tulisan  yang
              sangat  mengejutkan  masyarakat  perkebunan  di Sukorejo, “Daerah
              Tertutup  Tanah  Milik  Angkatan  Darat”. Tentu  saja  masyarakat



                kebingungan y  luar   Terlebih   wilay
              tersebut  mulai diadakan  penjagaan  oleh  Petugas  Koramil 0824/11
              Wir  Jember.
                  Selanjutnya  pada  tanggal 4 September   1971, masyarakat



              perkebunan dikumpulkan   kantor Kor  Wir
              menertibkan  tanaman  tembakau  yang ditanam  oleh  masyarakat.
              Masyarakat  menghadapi paksaan  untuk  tidak  menanam  lagi di
              daerah  tersebut, karena  sudah  berubah  menjadi milik  TNI AD.
              Dan  pada  tahun  1972, lahan-lahan  bekas  hak  erfpacht  seluas  176
              hektar  tersebut  diredistribusi namun  penerima  manfaatnya  bukan
              masyarakat  perkebunan  di Sukorejo  yang telah  mengelola  lahan
              tersebut, tapi kepada anggota kesatuan TNI AD.  Pembagian kepada
              para  anggota  kesatuan  TNI AD dilaksanakan  kembali pada  bulan
              Februari 1977. 22
                  Pengeluaran masyarakat perkebunan dari area perkebunan juga
              terjadi di daerah perkebunan Curahnongko, Kecamatan Tempurejo,
              Jember. Masyarakat  perkebunan  Curahnongko  tidak  bisa  lagi bisa
              menggarap   lahan-lahan  perkebunan  yang sebelumnya  menjadi
              sumber  mata  pencaharian  mereka. Ini merupakan  daerah  yang




              22  Narasi tentang dikeluarkannya  masyarakat  perkebunan  dari lahan
                  perkebunan Sukorejo ini dihimpun dari berbagai sumber baik SK-SK,
                  wawancacara maupun catatan kronologi yang dibuat oleh masyarakat
                  perkebunan Sukorejo sendiri.
   298   299   300   301   302   303   304   305   306   307   308