Page 308 - Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan: Partisipasi Politik, Klaim dan Konflik Agraria
P. 308

296   Tri Chandra Aprianto


            1945-60-an. Pemerintah  sendiri tidak  ada  insiatif  seperti rezim
            politik sebelumnya yang sangat mendukung upaya penataan ulang
            sumber-sumber  agraria  yang lebih  adil. Sejak  berkuasanya  rezim
            politik Orde Baru telah berlangsung proses depolitisasi, yaitu terjadi
            pemisahan  hubungan  antara  masyarakat  dengan  berbagai saluran
            partisipasi politik, baik  formal maupun  non  formal. Padahal pada
            tahun-tahun  sebelumnya  hubungan  masyarakat  perkebunan  baik
            dengan  kekuatan  partai politik  maupun  dengan  organisasi rakyat




              mew  Praktek politik rezim Orde Baru sangat meng


            kebebasan  berorganisasi untuk  semua  kelompok   masyarakat,
            termasuk  masyarakat  perkebunan. Keberadaan  organisasi rakyat
            harus  mendapatkan  restu  yang ketat  dari pemerintah. Apabila
            terdapat  penolakan  dari kelompok  masyarakat  atas  keberadaan
            organisasi yang direstui itu, maka  stigma  politik  dengan  cepat
            dimainkan oleh pemerintah. Secara perlahan masyarakat dialienasi
            oleh  sistem  politik  Orde  Baru. 33  Adapun  ciri dari masyarakat  yang
            mengalami alienasi adalah  keterasingan  dari proses  politik  dan
            kekuasaan.
                Gegap  gempita  masyarakat  perkebunan  dalam   partisipasi
            politiknya  (1945-1960) tidak  ada  lagi. Mereka  sebagai kekuatan
            sosial, politik, dan ekonomi dilemahkan, termasuk dalam hal proses

            pengambilan  kebijakan, tidak  ada  lagi partisipasi dari masyarakat
            perkebunan. Adanya  proses  pengeluaran  kembali dari lahan-lahan
            perkebunan yang telah dikelola, sebagaimana dijelaskan di atas, telah
            berlangsung suatu  pertentangan  antara  kepentingan  masyarakat



            33  Untuk organisasi buruh yang direstui adalah SOKSI, yang merupakan
                kekuatan  utama  Orde  Baru  sejak  tahun  1960. Ide  dasar  SOKSI ini


                  usulan Suhardiman (Kapten     t  Karyaw


                Manusia Karya Sw  (Karyawan Sw  y    K






                dibentuklah Persatuan Karyawan Perusahaan Negara (P

                tanggal 20 Mei 1960. Hari itulah yang kemudian menjadi hari lahirnya
                SOKSI. Sementara  untuk  organisasi petani Orde  Baru  merestui
                Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI), yang didirikan pada 27
                April 1973.
   303   304   305   306   307   308   309   310   311   312   313