Page 313 - Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan: Partisipasi Politik, Klaim dan Konflik Agraria
P. 313

Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan  301


               1970-1974  A. Revolusi hijau           A.  Mencabut tanah-
                        B.   Menyingkirkan masyarakat yang   tanah yang telah
                          telah mengelola perkebunan     diredistribusi.
                        C. Hilangnya organisasi rakyat  B.   Memanfaatkan HGU
                        D.  Melemahnya partisipasi       (sewa jangka pangjang
                          masyarakat perkebunan          lagi).


                  Kebijakan  politik  agraria  yang dibangun  oleh  rezim  politik






              Orde Baru sejak awalnya telah melahirkan   tidak

              situasi keagrariaan  mendasar. Pertama, menjadikan    masalah
              pelaksanaan agenda land reform hanya berhenti pada masalah teknis
              administratif  belaka,  atau  dalam  bahasa  Gunawan  Wiradi  (1993)
              tanah dalam pandangan para penyelenggara negara hanya menjadi
              masalah  rutin  birokrasi pembangunan. Dalam  praktek  politiknya,
              masalah  keagrariaan  tidak  lagi diatur  dalam  struktur  organisasi
              pemerintah yang strategis. Hal itu ditandai dengan dihapuskannya
              Kementerian Agraria dalam Kabinet Pembangunan I Pemerintahan
              Orde Baru. Masalah keagrariaan di Indonesia kemudian diatur oleh
              Direktorat Jendral di bawah Departemen Dalam Negeri. Begitu juga,
              terhadap  konlik yang  berbasis  pada  perebutan  atas  pemanfaatan

              dan  penguasaan  sumber  daya  agraria  pun  demikian, rezim  politik
              Orde Baru lebih cenderung memecahkannya dengan menggunakan
              pendekatan   administratif  dan  legalistik  (land  management
              orientated). Kedua, adanya pengingkaran atas keberadaan kebijakan
              pokok yang mengatur masalah agraria di Indonesia yang termaktub
              dalam  UUPA   1960 dan  Undang Undang Perjanjian   Bagi Hasil
              (UUPBH/1960). Kendati secara wadag (bentuk-Jawa) kedua aturan
              pokok tersebut masih ada namun tidak jelas fungsinya. Bahkan UUPA
              No. 5 tahun 1960 tidak lagi menjadi pokok atau induk bagi aturan
                                                     43
              yang berhubungan dengan masalah agraria.  Ketiga, menghapuskan


              43  Dalam  praktek  politiknya, rezim  politik  Orde  Baru  melahirkan
                  sejumlah  kebijakan  yang bertentangan  dengan  kebijakan  induk,
                  seperti UU No. 1 tahun 1967 tentang Penanaman Modal Asing (PMA)
                  dan UU No. 5 tahun 1967 tentang Kehutanan. Lebih jauh rezim politik
   308   309   310   311   312   313   314   315   316   317   318