Page 307 - Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan: Partisipasi Politik, Klaim dan Konflik Agraria
P. 307

Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan  295


              stabilitas  politik, 29  karena  yang dibutuhkan  negara  Orde  Baru
              adalah  pertumbuhan. Hal ini merupakan   praktek  pelanggengan
              sistem produksi kapital yang monopolistik, dimana struktur kapital
              korporasi milik  negara. 30  Selain  itu  perusahaan  perkebunan  yang
              berada  dalam  struktur  negara  (BUMN), artinya  tidak  ada  peluang
              untuk lahirnya kekuatan pengusaha nasional. Kehadiran pengusaha
              nasional tergantung pada  patronase  politik, kendati ini bukan
              produk  dari Orde  Baru, namun  pada  periode  Orde  Baru  semakin
              kukuh. Sehingga keberhasilan pengusaha nasional pada masa rezim
              politik Orde Baru tergantung dua hal: (i) memiliki kedekatan dengan
                                                             31
              kekuasaan; (ii) masuk dalam kekuatan modal asing.  Pada dasarnya
              apa yang dilakukan oleh rezim Politik Orde Baru ini adalah proses
              deideologisasi, yaitu adanya perubahan perspektif ideologi menjadi

              berorientasi pragmatis. 32
                  Sementara  itu  pihak  masyarakat  perkebunan  berada  dalam
              situasi “kesendirian” yang luar  biasa. Apa  yang dilakukan  oleh



              masyarakat perkebunan pada tahun-tahun aw  berkuasa r


              politik Orde Baru tidak ada yang mendukung dan membela mereka.
              Bahkan kendati telah menerima manfaat dalam proses landreform,
              akan tetapi masyarakat kemudian dikeluarkan oleh pihak perusahaan
              dari tanahnya  dan  tidak  ada  dukungan  seperti pada  tahun-tahun


              29  Dalam imajinasi ekonomi politik Orde Baru, pembangunan tidak akan
                  berjalan lancar jika tidak ada ketertiban politik dan sosial. Wujud dari
                  gagasan ini adalah pendekatan keamanan (scurity approach).

              30  Ricard Robison, Soeharto & Bangkitnya, hlm. 168-9. Kekuasaan Orde
                  Baru dibangun dalam bentuk sentralistik hierakhis. Semua tersentral
                  pada kekuasaan tunggal, baik itu birokrasi, militer hingga persoalan-
                  persoalan  ekonomi. Mengenai penjelasan  ekonomi politik  yang
                  memiliki kaitan dengan kepentingan negara bisa dilihat pada Yoshihara
                  Kunio, Kapitalisme Semu di Asia Tenggara (Jakarta: LP3ES, 1990). Lihat
                  juga pada Yahya Muhaimin, Bisnis dan Politik: Kebijaksanaan Ekonomi
                  Indonesia 1950-1980 (Jakarta: LP3ES, 1991).
              31   Yahya Muhaimin, Bisnis dan Politik, hlm. 190.
              32  R. William Liddle, Partisipasi dan Partai Politik (Jakarta: Graiti Press,
                  1992), hlm. 82.
   302   303   304   305   306   307   308   309   310   311   312