Page 325 - Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan: Partisipasi Politik, Klaim dan Konflik Agraria
P. 325

Bab 8
                                KESIMPULAN




                uku ini bertujuan untuk menjelaskan upaya penataan ulang atas
           Bsumber-sumber agraria yang lebih adil, atau lebih dikenal dengan
            istilah reforma agraria di wilayah perkebunan dalam kurun waktu
            sejak paruh awal tahun 1940-an sampai tahun 1970-an, khususnya
            di Jember. Secara konsepsional gagasan utama dari reforma agraria
            adalah  pembangunan   pedesaan  di Indonesia, sehingga  tidak








            salah bila terdapat kesan bahwa reforma agraria hanya menjaw
            permasalahan  ekonomi semata. Akan   tetapi, setelah  membaca
            berbagai sumber  yang lebih  luas, dan  mempelajarinya  secara




            seksamadan mendalam menunjukkan bahwapermasalahan ref


            agraria  tidak  dapat  dibatasi hanya  dalam  sudut  pandang ekonomi
            semata. Penataan ulang yang dimaksud adalah suatu transformasi
            semua  aspek  kehidupan, baik  itu  aspek  ekonomi, sosial-politik,
            budaya, kelembagaan, lingkungan, bahkan  kemanusiaan. Adapun
            sasarannya  adalah  perbaikan  kondisi perekonomian  masyarakat
            melalui usaha  peningkatan  produksi yang bersumber  pada  sektor
            agraria dan membebaskan masyarakat dari berbagai dominasi yang
            membelit  mereka. Oleh  sebab  itu  dibutuhkan  suatu  kebijakan
            politik  yang memiliki orientasi meredistribusi kekuasaan  ekonomi
            dan politik, serta mendorong lahirnya partisipasi masyarakat.

                Berangkat dari hasil penelitian yang dilakukan dalam kajian ini,
            upaya untuk melakukan reforma agraria dalam kurun waktu tersebut

            mengalami digradasi politik agraria, yang ujungnya melahirkan suatu
   320   321   322   323   324   325   326   327   328   329   330