Page 330 - Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan: Partisipasi Politik, Klaim dan Konflik Agraria
P. 330

Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan  315


              agraria tidak bisa dinaikan. Berbagai partisipasi, baik itu prakarsa
              maupun    keterlibatan  masyarakat  perkebunan  dalam   setiap
              momentum tersebut sangat besar.
                  Partisipasi masyarakat  perkebunan  dalam  rangka  melakukan
              penataan ulang atas sumber-sumber agraria yang lebih adil semakin
              gencar dilakukan. Jelaslah hal yang paling menonjol dalam sejarah
              perkebunan  di Jember  pada  tahun-tahun  1950-an  sebagaimana

              digambarkan   pada  bab  kelima, kendati terdapat  kompromi-
              kompromi elite terhadap kekuatan modal Belanda, namun gerakan
              masyarakat  perkebunan  semakin  lantang untuk  penataan  ulang.



              Tindakan-tindakan kolektif    masyarakat perkebunan melaw





              arus lama y  telah menciptakan struktur agraria y  membaw

              mereka  masuk  dalam  ketergantungan  pada  perekonomian  di luar
              sistem  ekonomi mereka  seperti sebelumnya. Berbagai tindakan
              kolektif  yang diambil oleh  masyarakat  perkebunan  mulai dari



              perlawanan   hingga y  sudah teror
              pemogokan-pemogokan      buruh    perkebunan            w
              yang dominan   di perkebunan  Jember. Pemberitaan  media  pada
              tahun-tahun 1950-an menunjukkan konlik y  berbasis





              ketidakadilan agraria yang terjadi di beberapa perkebunan di Jember.
                  Isu  penataan  ulang atas  sumber-sumber  agraria  yang lebih
              adil akibat  sistem  kolonial semakin  menonjol. Puncaknya  terjadi
              tindakan  nasionalisasi yang dilakukan  oleh  pemerintah  karena
              lambatnya  pengembalian  Irian  Barat. Akibat  dari nasionalisasi itu
              memang mengejutkan   secara  politik, namun  tidak  menggoyahkan
              struktur agraria produk kolonial. Memang tujuan dari nasionalisasi
              adalah memperkuat dasar potensi ekonomi nasional dan mengganti
              struktur ekonomi kolonial, namun tindakan itu tidak mempengaruhi
              struktur  agraria  kolonial. Akibat  sesungguhnya  dari tindakan
              nasionalisasi adalah  justru  melahirkan  sikap  ambivalen, yakni
              masuknya elite-elite manajerial baru dari kalangan tentara ke dalam
              perusahaan  perkebunan. Sekaligus  ini merupakan  kepentingan
   325   326   327   328   329   330   331   332   333   334   335