Page 327 - Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan: Partisipasi Politik, Klaim dan Konflik Agraria
P. 327

312   Tri Chandra Aprianto


            pemerintah, serta menekan partisipasi masyarakat.
                Kecenderungan  sebaliknya  ini menunjukkan  kegagalan  untuk
            melakukan  perubahan  struktur  agraria  yang tidak  adil sebagai
            produk  dari sistem  kolonial. Sebagaimana  telah  dijelaskan  pada
            bab  kedua  dan  ketiga  situasi ketidakadilan  merupakan  gambaran
            nyata  dalam  sejarah  perkebunan  di Indonesia. Struktur  agraria
            kolonial telah  melahirkan  dominasi dan  hierarki dalam  segala

            bidang baik  itu  politik, ekonomi maupun  sosial. Melalui rekayasa
            sumber-sumber  agraria  berada  dalam  dominasi pengusaha  asing,
            dan masyarakat perkebunan dalam situasi dihegemoni oleh sistem
            kolonial. Posisi sosial masyarakat  perkebunan  selalu  berada  dalam
            bayang-bayang (dominasi) dari kekuatan  yang ada  di luar  dirinya





            baik itu oleh struktur ek    sew  dan per
            maupun disubordinasi oleh struktur politik (tuan kebun, organisasi
            politik  maupun  penyelenggara  negara). Perkebunan  merupakan
            sarana percobaan yang penuh rekayasa hingga akhirnya melahirkan
            masyarakat perkebunan. Satu masyarakat baru yang tradisi lamanya
            telah  luntur, begitu  juga  dengan  ikatan-ikatan  sosialnya  telah
            memudar, membentuk satu formasi sosial yang baru.

                Formasi sosial ini dipengaruhi oleh model produksi perkebunan,
            bagaimana  organisasi dan  manajemen   perusahaan  perkebunan
            bekerja. Dalam  formasi sosial ini yang menonjol adalah  pekerja  atau
            buruh, tidak  lagi berbentuk  keluarga. Model produksi perkebunan
            inilah  yang mengintegrasikan  masyarakat  perkebunan  dalam  pasar
            internasional. Oleh  sebab  itu  pertumbuhan  dan  perkembangan
            perusahaan perkebunan juga sangat ditentukan oleh keberadaan pasar
            internasional. Sementara itu kehidupan masyarakat perkebunan sangat
            dipengaruhi oleh  situasi ekonomi perusahaan  perkebunan. Apabila
            perusahaan  perkebunan  berada  dalam  kondisi kurang makmur,
            hal itu  akan  mempengaruhi ekonomi penduduk  yang ada  di kota

            perk  Zaman malaise (1930-an) merupakan contoh yang paling
            nyata  perusahaan  perkebunan  melakukan  pengurangan  produksi,
   322   323   324   325   326   327   328   329   330   331   332