Page 53 - Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan: Partisipasi Politik, Klaim dan Konflik Agraria
P. 53
Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan 41
kepada para pejabat yang ditunjuk oleh Raja. 6 Selain memainkan
usaha tani dalam skala besar, pemerintah kolonial juga memaksa
berlangsungnya proses reorganisasi usaha tani dalam masyarakat
guna menerapkan hubungan produksi non-kapitalis diantara para
petani sendiri. Sehingga berlangsunglah formasi sosial ekonomi
yang sifatnya campuran dan kompleks antara monopoli pemerintah,
7
usaha dari pengusaha perkebunan swasta dan usaha tani masyarakat.
Oleh sebab itu proses perubahan sosial yang terjadi tidak saja
terkait pada mental perilaku tapi juga bentuk badaniahnya, dimana
keduanya saling mempengaruhi.
Sepanjang periode kolonial setidaknya ada lima tonggak
transformasi agraria yang itu kemudian mengukuhkan adanya
perubahan sistem ekonomi masyarakat saat itu. 8 Adapun tonggak
pertama adalah pada saat berlangsungnya Sistem Priangan, dimana
pada 1707 penguasa lokal Cianjur mengizinkan perusahaan dagang
Belanda membuka perkebunan kopi di Pegunungan Priangan yang
waktu itu berada di bawah Kesultanan Cirebon. Perkebunan kopi
tersebut dibuat di atas woeste gronde dengan sistem tanam kerja
paksa. Semakin berkembangnya perusahaan perkebunan tersebut
menyebabkan masyarakat petani kebun secara perlahan berubah
menjadi bagian dari perkebunan. Sistem Priangan ini juga berhasil
9
6 Untuk penjelasan detail tentang bagaimana situasi tanah pada masa
feodalisme lihat Soemarsaid Moertono, State and Statecraft in Old Java
(Ithaca: Cornell University, Modern Indonesia Project, Monograph
Series, 1968), hlm. 14 dst.
7 Untuk studi tentang wilayah Sumatera dapat dilihat pada Joel Kahn,
Minangkabau Social Formation: Indonesian Peasants and the World
Economy (Cambridge: Cambridge University Press, 1980), hlm.155.
8 Untuk urutan tonggak-tonggak transformasi agraria ini bisa
dibandingkan dengan Gunawan Wir Reforma Agraria Perjalanan
Yang Belum Berakhirogyakarta: Insist, KPA dan Pustaka Pelajar,
(Y
2000), hlm. 115-32.
9 Untuk detail masalah ini lihat pada Jan Breman, Keuntungan Kolonial
dari Kerja Paksa; Sistem Priangan dari Tanam Paksa Kopi di Jawa 1720-
1870 (Jakarta: YOI, 2014).