Page 57 - Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan: Partisipasi Politik, Klaim dan Konflik Agraria
P. 57

Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan  45


              dipandang hanya sebagai wilayah yang memiliki kondisi geograis
              yang  spesiik.  Jember  merupakan  wilayah  yang  memiliki  dataran
              yang subur, karena letaknya di tengah-tengah beberapa pegunungan
              seperti: Argopura, Ijen, Hjang, dan  Raung. Temparatur  udaranya
              bervariasi, pada  musim  kering suhu  udara  berkisar  30° Celcius,
              sedangkan pada musim penghujan berkisar 15° Celcius. Berdasarkan
              iklim  dan  curah  hujan  yang berkisar  1500-2000 mm, daerah  ini
              sangat cocok untuk pembudidayaan tanaman perkebunan kualitas
                                                                   23
                                          22
              ekspor seperti tebu, tembakau  (khususnya jenis na-oogst ), karet,
              kopi serta kakao. Adapun posisi kota ini terletak di bagian timur dan
              pesisir selatan Pulau Jawa. Kota ini berjarak sekitar 200 km dari arah




                  dari daerah Vorstenlanden, terutama setelah Perang Jawa (1825-1830)

                  dan  pelaksanaan  Cultuurstelsel  Lihat Clifor    Mojokuto:
                                                (



                                                 J
                  Dimensi Sosial Sebuah Kota di Jawa  PT Pustaka Graitipers
                  1986), hlm. 5. Lihat  juga  Jamie  Mackie, ‘Perkebunan  dan  Tanaman

                  Perdagangan   Jawa   Pola y    Berubah  dalam Howar



                  Dick  dkk., (ed.), Pembangunan yang Berimbang: Jawa Timur dalam
                  Era Orde Baru (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama,1997), hlm. 266.
                  Bagi  orang-orang  dari  Jawa  Tengah  atau  dari  daerah  Vorstenlanden
                  menyebutnya Tanah Sabrang Wetan (Tanah Seberang Timur), karena
                  letaknya yang jauh ke timur di luar wilayah mancanagara. Lihat pada
                  Koentjaraningrat,  Kebudayaan  Jawa  (Jakarta: Balai Pustaka, 1994),
                  hlm. 28.
              22  Jember sangat cocok untuk budidaya tembakau na-oogst dikarenakan
                  tanahnya  mempunyai  bahan  induk  vulkan  dengan  susunan
                  intermedier sampai basa, dan umumnya mempunyai kisaran pH 5,0-
                  7,5. Lihat antara lain: H. Saioedin, Sepintas Tentang Jenis Dan Macam
                  Tanah Dalam Wilayah PTP XXVII Serta Perihal Pemilihan Tanah Untuk
                  Tembakau Besuki (Jember: Dinas Research PTP XXVII, 1973); I. Hartana,
                  Budidaya Tembakau Cerutu I Masa Pra Panen  (Jember: Balai Penelitian
                  Perkebunan Bogor sub Balai Penelitian Budidaya Jember, 1978), hlm.
                  22; Soedarmanto  Achmad Abdullah, Budidaya Tembakau  (Jakarta:
                  CV Yasaguna, 1979), hlm. 20; Slamet Djojosoediro, Pertembakauan  di
                  Indonesia (Surabaja: Resmi 1967).
              23  Tembakau  jenis  ini ditanam  pada  musim  kemarau  setelah  panen
                  (padi). Ini merupakan tembakau bahan cerutu yang diproduksi untuk
                  kebutuhan  pasar  dunia. Menurut  kualitas  pemakaiannya  dibedakan
                  antara  pembalut  (wraper/dekblad), pembungkus  isi (binder/omblad),
                  dan  isi (ilter/vulsel ). Tembakau  untuk  cerutu  di Indonesia  juga
                  dihasilkan di daerah Deli (Sumatra Utara) dan di Vorstenlanden.
   52   53   54   55   56   57   58   59   60   61   62