Page 81 - Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan: Partisipasi Politik, Klaim dan Konflik Agraria
P. 81

Perjuangan Landreform Masyarakat Perkebunan  69


              memiliki status  sosial sebagai pemilik  modal sekaligus  penentu
              kebijakan  dan  pengelola  utama  tanah  perkebunan. Sementara
              masyarakat  perkebunan  sebatas  menjadi salah  satu  faktor  dalam
              proses  produksi perkebunan  yang dieksploitasi tenaga  kerjanya  guna
              penanaman, pemuliaan, dan   panen, termasuk  pengolahan  bahan
              mentah di gudang-gudang. Dengan demikian masyarakat perkebunan
              keberadaan status sosialnya berada pada lapisan bawah. Dari sinilah
              penulisan ini bergulir bagaimana proses “pertarungan” untuk penataan
              sumber-sumber agraria berlangsung pada setiap momentum perubahan
              dan itu melahirkan peristiwa sejarah pada setiap momentum tersebut.



              C.  Perubahan Struktur Kewilayahan
                  Pertumbuhan demograi yang dibarengi oleh  berkembangnya

              perusahaan  perkebunan  disebaran  wilayah  Jember  lambat  laun
              membentuk sebuah struktur kota baru. Adanya sistem perusahaan
              yang menganut sistem ekonomi secara bebas, sebagai prinsip umum
              ekonomi yang dianut sejak pertengahan abad XIX, mempunyai arti
              penting yang besar  dalam  bidang pembangunan  perkotaan. Hal
              tersebut tidak hanya dalam pengertian meningkatkan perdagangan
              dan  meningkatkan  industri pada  tahun-tahun  selanjutnya, yang
              mengakibatkan  kenaikan  cepat  pada  populasi perkotaan, tetapi
              juga inisiatif individual yang tidak terkendalikan yang tampak jelas
              dalam luasnya skala perluasan kota.  Ditambah lagi dengan proses
                                               90
              eksperimentasi yang dilakukan oleh Birnie, yang kemudian disusul
              oleh  para  pengusaha  lainnya, Jember  merupakan  satu  bentuk
              kongkret dari inisiatif individual sebagai kelanjutan dari pemerintah

              kolonial yang mampu membentuk satu struktur kota.
                  Demikianlah  Jember  kemudian  mulai masuk  dalam  struktur

              administr  k  y  awalnya hanya onderdistrik Bondow


              90  W F Wertheim, Masyarakat Indonesia Dalam Transisi: Studi Perubahan
                  Sosial (Yogyakarta: Tiara Wacana, 1999), hlm. 133-9.
   76   77   78   79   80   81   82   83   84   85   86