Page 74 - Problem Agraria, Sistem Tenurial Adat, dan Body of Knowledge Ilmu Agraria- Pertanahan (Hasil Penelitian Sistematis STPN 2015)
P. 74

Tjahjo Arianto, Tanjung Nugroho, Eko Budi Wahyono
            56

            merugikan masyarakat yang ujung –ujungnya menjadi sengketa. Seharusnya
            di dalam akta jual beli PPAT dijelaskan bahwa Hak Bangunan ini di atas
            tanah milik atau kepunyaan BP Batam sehingga pembeli menyadari bahwa
            sebenarnya pembeli hanya menggunakan dan memanfaatkan tanah dan
            tidak menjadi pemilik tanah hanya pemilik rumah. Hal ini juga terjadi HGB
            di atas HPL yang diterbitkan di lokasi Kampung Tua.

                Perubahan nama pemegang Hak Pengelolaan dari Otorita Batam ke
            Badan Pengusahaan Kawasan Perdagangan Bebas  dan Pelabuhan Bebas
            Batam oleh ketentuan Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2007 tentang
            Kawasan Perdagangan Bebas dan Pelabuhan Bebas Batam pada Buku Tanah
            di Kantor Pertanahan baru sebagian dilaksanakan.

            3.   Kasus  Penguasaan  Tanah  Untuk  Perumahan  di Hutan
                Lindung
                Hubungan  bangsa  Indonesia dengan  bumi,  air dan  ruang angkasa
            Indonesia merupakan semacam hubungan hak ulayat yang diangkat pada
            tingkatan yang paling atas, yaitu pada tingkatan yang mengenai seluruh
            wilayah Negara. Adapun hubungan antara bangsa dengan bumi, air serta
            ruang angkasa  Indonesia  adalah  hubungan  yang  abadi,  sebagaimana
            terurai pada Pasal 1 ayat (3). Hubungan antara bangsa dan bumi, air dan
            ruang angkasa tersebut tidak berarti bahwa hak milik perseorangan atas
            (sebagian dari) bumi tidak dimungkinkan. Di dalam hubungan hak ulayat,
            bukan berarti hubungan milik. Dalam rangka hak ulayat dikenal adanya
            hak milik perseorangan. UUPA mengenal hak milik yang dapat dipunyai
            seseorang, baik  sendiri  maupun bersama-sama  dengan  orang lain  atas
            bagian dari bumi Indonesia, sebagaimana tercantum pada Pasal 20. Dapat
            diambil pengertian bahwa hanya permukaan bumi saja, yaitu yang disebut
            tanah yang dapat dihaki oleh seseorang.
                UUPA berpangkal pada pendirian, bahwa untuk mencapai apa yang
            ditentukan  pada Pasal  33  ayat (3)  Undang-undang  Dasar (UUD)  1945,
            tidak perlu dan tidak pada tempatnya bangsa Indonesia atau pun Negara
            bertindak sebagai  pemilik  tanah.  Negara sebagai  organisasi  kekuasaan
            seluruh  rakyat/bangsa bertindak  selaku Badan Penguasa. Pengertian
            ’dikuasai’ sebagaimana Pasal  33 ayat (3)  UUD  45  merupakan pengertian
            yang memberi wewenang kepada Negara untuk pada tingkatan tertinggi:
            a)  mengatur   dan   menyelenggarakan  peruntukan,   penggunaan,
                persediaan, dan pemeliharaannya;
   69   70   71   72   73   74   75   76   77   78   79