Page 110 - SEJARAH PERLAWANAN TERHADAP IMPREALISME DAN KOLOLISME DI DAERAH SULAWESI TENGGARA
P. 110

peru bahan  prinsipil  terhadap  struktur  pemerintahan  yang
              ditinggalkan  Belanda  kecuali  penggantian  nama/istilah
              jabatan,   misalnya  Kepala  Onderafdeeling  diganti  Bunken
              Kanrikan ;  Kepala  District  diganti  Gunco;  Kepala  Kampung
              menjadi Sunco ; Kapala  sekolah menjadi Koco dan lain-lain.

                   Dal am  waktu  yang  begitu  singkat,  setelah   J epang
              melihat  bahwa  seluruh  keadaan  telah  dikuasainya,  mulailah
              melakukan  tindakan-tindakan  yang dianggap menguntungkan
              kepentingan  perang  melawan  sekutu.  Organisasi  dan  Partai
              yang  ada  di  Kolaka  seperti  Muhammadiyah,  Sekolah  Arab
              dari  PMI ,  Ranting  Syarikat  Islam  Indonesia  dan  penyadar
              di  Lasusua  dan  Wawo  serta  Tangketada  dibubarkan  dalam
              tah un  1943.  Rakyat  dipaksa  bekerja  keras,  seperti membuka
              kebun  pa di,  sayur-mayur,  tern bakau  dan  sebagainya  tetapi
              hasilnya  tidak  boleh  digunakan  sendiri melainkan seluruhnya
              harus  dikumpulkan  dan  diserahkan  kepada  J epang  demi
              untuk memenangkan  perang.  Rakyat cukup makan ubi-ubian
              yang  tum buh  sendiri  di  hutan-hutan.  Kalau  ada  kain  yang
              dimiliki  rakyat,  harus  dikuasai  oleh  dan  untuk  J epang.
              Rakyat  harus  bersembunyi  kalau  akan  mengisap  rokok
              dari  tembakau  yang  ditanamnya  sendiri. Rakyat hanya boleh
              memakai  garam  apabi!a  garam  yang  dibuat  sendiri  dengan
              memasak air !au t sampai kering membatu. Bila ada garam  dari
              perusahaan  harus  diserahkan  kepada  J epang.  Lapangan  kerja
              tidak  ada  sama  sekali,  kecuali  Iapangan  kerja  paksa  (kerja
              romusha)  bagi  keperluan  perang  diwajibkan  kepada  setiap
              raga  kuat.  Akibatnya  rakyat  hidup kelaparan, miskin melarat
              penuh  kesedilrnn.  Perbendaharaan  material  rusak,  perbenda-
              haraan  moral  dirusakkan.  Tidak sedikit kaum wanita yang di-
              paksa  atau  terpaksa  hidup  sebagai  pelayan  nafsu  tentara
              J epang.  Bagi  rakyat  a warn  kadang-kadang  secara  tidak  sadar
              mengatakan  Jebih  baik  di  jaman  dulu  (di  zaman  pemerintah
              Belanda?).  Bagi  rakyat  yang  sadar  seolah-olah  terngiang-
              ngiang  ke  telinga  panggilan  kemerdekaan,  Jepas  kekuasaan
              asing dan  bebas  mengatur diri sendiri.
                   Di  puncak  penderitaan  rakyat  di  sanalah  kekejaman
              J epang  semakin  menjadi-jadi.  Mungkin  merupakan  taktik


                                                                    I 01
   105   106   107   108   109   110   111   112   113   114   115