Page 75 - SEJARAH PERLAWANAN TERHADAP IMPREALISME DAN KOLOLISME DI DAERAH SULAWESI TENGGARA
P. 75
dan ditambah dengan bagian utara pulau Buton. Luas arealnya
4.887, 25 Km2 2).
Menurut ceritera sejarah bahwa penduduk pertama pulau
Muna, datang dari kerajaan Luwu yaitu anak Raja Luwu sendiri. 3)
Diceritakan bahwa Sawerigading dalam suatu pelayarannya
telah berlayar melalui perairan Muna. Karena air surut perahu
Sawerigading kandas di sekitar Bahutara yaitu di suatu tempa)
tidak jauh dari kota Wuna bekas ibu kota kerajaan Muna dahulu. 4
Entah bagaimana sehingga Sawerigading dan pengikutnya sejumlah
40 orang lalu menghuni pulau karang itu. Setelah beberapa lama
kemudian mereka kembali ke Luwu menjemput keluarga mereka,
lalu balik ke Muna menghuni pulau karang itu. Mereka memilih
tempat tinggal di Melai atau Wamelai yang dimpimpin oleh seorang
sesepuh yang digelar Mieno Wamelai. Mie: orang; no: nya (bahasa
Muna).
Jumlah mereka kian lama kian berkembang lalu didirikannya
perkampungan pertama yang diberi nama Tongkuno. Pemimpin
kampung itu digelar Kamokula artinya orang tua kampung.
Penduduk berkembang terus dan kampung-kampung menjadi
bertambah akhirnya berjumlah delapan kampung. Empat kampung
dikepalai oleh Mieno yaitu Kaura, Kancitala, Lembo dan Ondoke,
sedangkan :yang empat kampung dikepalai oleh Kamokula, yaitu
Tongkuno, Barangka, Wapepi dan Lindo. Pimpinan umum dari
ke delapan kampung itu adalah Kamokula Tongkuno. Demikianlah
kampung-kampung itu mengembangkan dirinya akhirnya menjadi
suatu masyarakat kerajaan.
Sekitar tahun 1300 - 1400 M, muncullah raja Muna legenda-
ris yan digelar Beteno ne Tombula (keluar dari bambu) sebagai
Raja I di Muna. Beteno ne Tombula kawin dengan Sangke
Palangga yang biasa dinamai Tandeabe.
Beleno ne Tombula, Raja I Muna mempunyai hubungan
erat dengan keluarga raja-raja di Buton, Konawe, Mekongga utama-
nya dengan Luwu karena sebagai daerah asal.
Beteno ne Tombula . sebagai cakal bakal raja-raja Muna dari
keturunannya kelak muncullah "Sugimanuru" yang kemudian
66