Page 80 - SEJARAH PERLAWANAN TERHADAP IMPREALISME DAN KOLOLISME DI DAERAH SULAWESI TENGGARA
P. 80
Muna dengan sendirinya terganggu oleh sikap panatisme raja
dan masyarakat Muna. Walaupun demikian di satu pihak Belanda
adalah sekutu Buton, sedang di pihak lain Buton adalah penyantun
kerajaan Muna. Setiap pengangkatan raja Muna harus disetujui
Bu ton dan dengan sendirinya teriku t peranan Belanda. Hal
tersebut telah terbukti dengan pengangkatan La Ode Akhmad
menjadi raja Muna adalah hasil campur tangan Buton dan Belanda
terhadap keputusan Dewan Kerajaan Muna untuk menetapkan
raj a. Hal semacam itu sudah ten tu tidak menyenangkan hati raja
dan masyarakat Muna.
Pada tahun l 710, La Ode Kontukoda berangkat ke Gowa
mencari hubungan kerja sama dengan kerajaan Gowa untuk
melawan kekuasaan V.O.C. Belanda, tetapi usahanya tidak ber-
hasil berhubungan Raja Gowa, Sultan Ismail La Pareppa To
Soppewali sementara berperang melawan ayahnya sendiri, "La
Patau" raja Bone. Dalam perang Gowa - Bone kali ini Belanda
menggunakan Jagi kesempatan membantu Bone dengan meng-
adakan blokade sepanjang pantai Gowa, disusul dengan tibanya
kontingen pasukan Belanda yang dipimpin oleh Letnan lnfantri
Pa lack.
Sejak saat itu Muna semakin tertekan oleh kekuasaan Belan-
da. Secara terang-terangan Belanda mencampuri segala urusan
pemerintahan kerajaan Muna, walaupun resminya kehadiran
Belanda di Muna nanti terwujud pada tahun 1906.
Pada tahun 1910 Belanda menghapuskan Dewan Kerajaan
Muna. Wilayah GhoEra dijelmakan menjadi distrik lalu
muncullah Distrik Tongkuno, Lawa dan Katobu.6)
Mulai saat itu kerajaan Muna menjadi Onderafdeeling Muna
dan tergabung dalam wilayah Af deelling But on en Laiwui dengan
ibukotanya Bau-Bau, sedang Onder Af deelling Muna ibukotanya
Ra ha.
Kekuasaan raja Muna dibatasi sekedar sebagai alat penjajah
Pemerintah Belanda dalam menerapkan perintah kepada rakyat
dan masyarakat Muna, dengan memperoleh uang kehormatan dari
Pemerintah Hindia Belanda.
71