Page 83 - SEJARAH PERLAWANAN TERHADAP IMPREALISME DAN KOLOLISME DI DAERAH SULAWESI TENGGARA
P. 83

Kaindea/Raja  Muna  yang  tetap  berkeras  kepala  terhadap  ke-
           kuasaan  V.O.C.  Kejadian  tersebut  berlangsung  pada  tahun  1618.
           Perlawanan  La  Ode  Kaindea  adalah  bermotifkan  kepentingan
           nasional.
                Pengganti  La  Ode  Kaindea  adalah  La  Ode  Tugho  yang  di
           dalam  zamannya  memerintah  kerajaan  Muna,  lalu  masuk  agama
           Islam  dan  diterima  menjadi  agama  penduduk  kerajaan.  Paham
           dan  ajaran  Islam  mendalam  di  hati  rakyat  bahkan  tumbuh
           fanatisme  terhadap  agama  Islam  yang  telah  membentuk  jiwa
           rakyat  .dan  raja  Muna,  La  Ode  Husain,  yang  kemudian  menjadi
           raja setelah La Ode Tugho mangkat.
                Dengan  bennotifkan  agama  Islam, La Ode Husain menentang
           terhadap  setiap  langkah  kebijaksaan  dan  tindak laku orang-orang
           Belanda,  namun tidak mampu  untuk melawan  secara  fisik  karena
           kekuatan senjata tidak seimbang.
                Jiwa  nasionalisme  dan  semangat  keislaman  yang  tumbuh
           subur  di  dada  rakyat  Muna  telah  memberikan  warna  kebencian
           yang  berkepanjangan  terhadap  Belanda.  Dengan secara perorangan
           La  Ode  Pulu  telah  membuktikan  ketidak  senangannya  terhadap
           kekuasaan  Belanda.  Ia  mengadakan  perlawanan  pada  tahun  1914 /
           1915  sampai  ia  meninggal  akibat  disiksa  secara  kejam  oleh
           Belanda.  Perlawanan  berikutnya  terjadi  pada  tahun  1935  yang
           didalangi  seorang  pemuda·  Islam  Muhammadiyah  yang  bernama
           La  Kare.  Perlawanan  tidak  secara  fisik  akan  tetapi  dalam  bentuk
           penanaman kesadaran nasional melalui pendidikan keagamaan.

                Cara  membangkitkan  kesadaran  nasional  melalui  pendidikan
           dianggap  sangat  berbahaya  bagi  keutuhan  kekuasaan  Pemerintah
           Hindia  Belanda,  sehingga  La  Kare  pemimpin  Sekolah  Muham-
           madiyah  dituduh  sebagai  propagandis  yang  akhirnya  ditangkap
           dan .sekolahnya ditutup.

           3.   Jalannya perlawanan.

                La  Ode Kaindea dengan gelar  Sangia  Langkariri sebagai  Raja
           Muna  tidak  mengizinkan  V.0.C.  Belanda  unfok  memasuki
           wilayahnya.  la  menyadari  sepenuhnya  akibat  yang  akan  terjadi
           bagi  kepentingan  rakyatnya,  apabila  ia  menerima  kedatangan


           74
   78   79   80   81   82   83   84   85   86   87   88