Page 88 - SEJARAH PERLAWANAN TERHADAP IMPREALISME DAN KOLOLISME DI DAERAH SULAWESI TENGGARA
P. 88

Hasil  bumi  kurang  terolah  dan  hasil  pertanian  tidak  men-
          cukupi,  namun  di  pihak  lain  pajak  kepala  dan  retribusi  diatur
          sanga t tinggi.

              Di  onderneming-onderneming  pemerintah  terjadi  perlakuan
          yang  tidak  adil  antara  pegawai  bangsa  pribumi  dengan  pegawai
          bangsa  kulit  putih.  Taraf  hidup  pribumi  sangat  menyedihkan,
          bahkan  pernah  timbul  istilah  bahwa  hidup  orang pribumi adalah
          se benggol.  13)
              Penderitaan hidup  saat  itu  ditandai oleh kemerosotan ekono-
          mi  dunia  sebagai  akibat  Perang  Dunia  I  yang  pada  waktu  itu
          dikenal dengan istilah zaman "Malaise".

              Krisis  ekonomi  dunia  itu juga terasa  di  daerah  Muna.  Dalam
          keadaan  sesulit  itu,  tumbuhlah  keinginan  untuk  bebas  merdeka
          di  kalangan  pemuda,  karena  disadari  bahwa  hanya  dengan
          kemerdekaan  akan  membawakan  kehidupan  yang  sejahtera  dan
          bahagia.
              Sekolah-sekolah  yang  dibuka  oleh  pemerintah penjajah  telah
          dirnanfaatkan  oleh  para  pemuda  untuk  menuntut  dan  menirn ba
          ilmu  pengetahuan  bagi  kebutuhan masa depan yang penuh dengan
          hara pan.
              Di  samping  itu  para  pemuda  menyadari  sepenuhnya  bahwa
          persatuan  dalam  perkumpulan  yang  berbau  kebangsaan  sangat
          besar  artinya  bagi  pembentukan  masa  depan  yang  bebas merdeka
          dari  penindasan  bangsa  asing.  Atas  dasar  pemikiran  itulah  yang
          telah  mendorong  bagi  para  pemuda  di  daerah  Muna  memasuki
          organisasi-organisasi  seperti  PSII  dan  Muhammadiyah  pada  awal
          tahun  1932.   Sementara  itu  tiba-tiba  keadaan  berubah  secara
          drastis  karena  pecahnya  Perang  Asia  Timur  Raya  pada  tanggal
          8  Desem ber  1 941  yang  menyebabkan  terjadinya  peralihan
          kekuasaan  penduduk  dari  tangan  Pemerintah  Hindia  Belanda  ke
          tangan Pemerintah Militer J epang.
              Tentara  Jepang tiba di  Raha pada tanggal 22 September 1942
          dan  m,engambil  alih  segala  kekuasaan  di  Muna.  Keadaan  pemerin-
          tahan  dan  keperintahan  diatur sedemikian rupa, namun tidak jauh
          berbeda  dengan  keadaan  dengan  keadaan  di  zaman  kekuasaan
          Hindia Belanda.


                                                                     79
   83   84   85   86   87   88   89   90   91   92   93