Page 93 - SEJARAH PERLAWANAN TERHADAP IMPREALISME DAN KOLOLISME DI DAERAH SULAWESI TENGGARA
P. 93
Penyerahan Hirohito (Kaizar J epang) kepada Sekutu pada
tanggal 14 Agustus 1945, mengakhiri kekuasaan Jepang di Muna;
pemerin tah S ipil diserahkan kepada La Ode Ipa. Setelah
Proklamasi l 7 Agustus 1 945 orang-orang J epang yang berada
di Muna menyampaikan bahwa Muna sudah menjadi wilayah
Republik Indonesia Merdeka, tetapi La Ode Tipa sebagai
pimpinan pemerintahan masih sangat ragu-ragu. Beliau masih
menunggu perkembangan di J awa, karenamaklumlah komuni-
kasi dengan Jawa pada saat itu terputus sama sekali. Berita
proklamasipun tidak didengar secara langsung tetapi hanya
melalui bisik-bisik dari mulut J epang.
Australia sebagai wakil Sekutu mendarat di Makassar dalam
bulan September 1945 , dengan tugas untuk menerima penyerahan
Jepang dan mengembalikan ke negerinya serta menjaga keamanan
di Indonesia khususnya di bagian timur. Sempat didengar berita,
bahwa dibelakang tentara Australia terdapat personal-personal
Belanda. Hal tersebut menimbulkan kesangsian di kalangan
pemuda. Segeralah diadakan perundingan pata tanggal 16 Oktober
1945 dan hasilnya adalah terbentuknya suatu kekuatan pemuda
Muna yang disebu t Barisan 20, yang terdiri dari anggota-anggo ta-
nya yang berjumlah 20 orang pemuda yang cinta dan sanggup
mempertahankan kemerdekaan yang telah diproklamasikan.
Anggota-anggota Barisan 20 tersebut tersebar dari seluruh pelosok
wilayah Bunken Muna.
Pemuda-pemuda yang membentuk dan menjadi anggota
Barisah 20 adalah :
a.) Idrus Effendy (La Ode Muh. Idrus Effendy)
b.) TaEda Achmad
c.). La Tobulu
d.) La Ditoe
e.) La Sipala
f.) La Ode Ado
g.) Sujadi
h.) Tato Sumarto
i.) La Ode Abdul Gani
j.) La Ogo
k.) La Ode Baadia
84