Page 89 - SEJARAH PERLAWANAN TERHADAP IMPREALISME DAN KOLOLISME DI DAERAH SULAWESI TENGGARA
P. 89
Struktur pemerintahan tetap sarna, kecuali terjadi perobahan
istilah penamaan, misalnya Onderafdeeling disebut Bunken;
distrik disebut Gun, dan kampung disebut Son. Jadi Sonco artinya
Kepala Kampung dan Gunco adalah Kepala Distrik.
Yang paling menonj ol dan terasa pahit dalam sistim pemerin-
tahan J epang adalah kekerasan dalam pelaksanaan kekuasaan
militernya. 14)
Rakyat mengalami perlakuan kejam dan lebih pahit di-
fij dengan pemerintahan Hindia Belanda, sehingga rakyat
ta1cut sekali terhadap J epang. Dengan tanpa daya, rakyat dikerah-
kan bekerja keras tanpa imbalan ataupun pemeliharaan kesehatan
sedikitpun. Rakyat dikerahkan dengan kerja paksa mendirikan
kubu-kubu pertahanan termasuk pembuatan lapangan terbang
darurat yang disebut Lapangan Kosambi.
Pertanian rakyat tidak terurus lagi tetapi rakyat diwajibkan
membantu mengadakan bahan makanan bagi keperluan perang
dan untuk kemenangan J epang.
Berbagai larangan dan kewajiban yang dipikulkan oleh
Jepang ke atas pundak rakyat, yang kesemuanya untuk kepenting-
an dan keperluan perang J epang.
Rakyat hampir tidak punya kesempatan lagi untuk bekerja
bagi kepentingan hidupnya.
Karena hukuman yang berat dan kejam, maka rakyat tidak
dapat melawan, mereka terpaksa menurut, walaupun badan ter-
siksa dan tidak jarang pula jiwa menjadi korban.
Jepang yang diharapkan untuk membebaskan rakyat dari
belenggu penjajahan Belanda, malah sebaliknya menjadikan rakyat
amat menderita dan sebagai budak perang. Semboyan; Nippon-
lndonesia sama-sama kian hari kian hilang dari ucapan para
pemimpin J epang.
Gambaran situasi masyarakt pada saat itu sebagai berikut :
a. Keadaan Sosial Ekonomi;
Jepang yang sementara menghadapi Perang Dunia II, mem-
bawa suasana yang memprihatinkan pada daerah yang dikuasainya.
80