Page 76 - SEJARAH PERLAWANAN TERHADAP IMPREALISME DAN KOLOLISME DI DAERAH SULAWESI TENGGARA
P. 76

menjadi  Raja  VI  Muna.  Di  masa  pemerintahannya kerajaan  Muna
         mengalami  perkembangan  pesat.  Struktur  masyarakat  dibagi atas
         tiga  golongan  yaitu  golongan  Kaumu,  Walaka  dan  Anangkolaki.
         Golongan  Kaumu  merupakan  golongan  teratas yang  berhak men-
         duduki jabatan Raja Muna dan jabatan-jabatan tinggi dalam keraja-
         an  berdasarkan  hukum  adat.  Golongan  ini  diberikan gelar  La Ode
         bagi  pria  dan Wa  Ode  bagi  wanita.  Gelar  tersebut  ditempatkan  di
         depan  nama  diri  yang  bersangkutan.  Golongan  Walaka  adalah
         golongan  yang  memegang  jabatan  pemelihara  adat.  Golongan
         inilah  yang  berhak memilih dan mengangkat Raja Muna. Golongan
         ketiga  yaitu  golongan  Angkolaki  merupakan  golongan  rakyat
         banyak pendukugn kerajaan.
             Sugimanuru sempat memperluas hubungan kerja sama dengan
         kerajaan-kerajaan  Buton,  Konawe,  Toburi  dan  lain  sebagainya,
         bahkan  berhasil  pula  mengawini  dua  orang  puteri  Raja  Konawe
         yaitu  Weandala  dan  Wealanda  (Mbulanda),  lalu  lahir  beberapa
         orang  bersaudara  di  antaranya  Haluoleo,  Melamba  dan  Puteo.
         Haluoleo lebih dikenal lagi dengan gelarnya Lakilaponto.
             Sugimanuru sebagai Raja VI  Muna mangkat pada tahun  1525.
         Untuk pengganti  beliau  sebagai  Raja Muna  diangkatlah  puteranya
         yang  bemama Lakilaponto alias Haluoleo.

             Dalam  masa  pemerintahan  Lakilaponto kerajaan Muna meng-
        alami  perkembangan lebih  luas  lagi  sampai  memiliki  wilayah yang
        meliputi  20 negeri.  Banyak peristiwa penting yang terjadi akhirnya
        menaikkan  kemasyhuran  namanya.  Beliau  berhasil  mengalahkan
        Kapitan  Banggai  yang  sangat  ditakuti  yang  dinamakan  orang,  si
        Labolontio  yang  bergerak  menguasai  pesisir  pantai  dan  pulau-
        pulau  di  Sulawesi Tenggara  pada  awal  abad  ke  16.  Beliau berhasil
        pula  mengawini  puteri  Raja  lV  Buton dan pada akhirnya setelah
        raja  mangkat  Lakilaponto  merangkap jabatan  sebagai  Raja  Buton
        di  samping sebagai Raja Muna. Pada saat itu masuklah agama Islam
        di  Buton  lalu  beliau  gelar  Sulatan Buton yang  memerintah tahun
         1538  -  1584  M.  Setelah  kedudukannya  kokoh  sebagai  Sulatan
        Buton,  jabatan  Raja  Muna  dialihkan  ke  tangan  adiknya yang ber-
        nama  Laposasu.
             Laposasu  memimpin  kerajaan     Muna  dan  berhasil  mem-

                                                                     67
   71   72   73   74   75   76   77   78   79   80   81