Page 234 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 234
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
adalah kesepakatan bahwa Pemerintahan Daerah Semarang akan
menyediakan beras untuk kebutuhan logistik Sekutu. Di lain sisi, Sekutu
berjanji tidak akan mengganggu kedaulatan Indonesia, secara khusus di
Semarang, selama menjalankan tugasnya.
Dua hari kemudian, pertempuran dengan Sekutu meletus.
Sehubungan dengan hal itu, pemerintah Indonesia menyingkir keluar
kota. Sejak saat itu pula, Semarang mengalami kekacauan sekali lagi.
Kekacauan itu terutama dikarenaka polisi Indonesia berantakan dan
pasukan Inggris tidak dapat menjaga keamanan. Rosihan Anwar
melaporkan bahwa perampokan merajalela dan kekacauan semakin
menjadi-jadi. Perampokan yang terjadi di Semarang relatif tersistem.
Perampokan terutama ditujukan kepada berbagai kantor milik
pemerintah Indonesia. Kantor Kejaksaan, Pengadulan Tinggi,
Kemakmuran, Polisi, serta Listrik dan Gas adalah kantor milik
pemerintah Indonesia yang dirampok. Kantor berita, seperti surat kabar
Warta Indonesia pun dirampok dan gudang-gudang di sekitar stasiun
Tawang pun tidak karuan .
87
Seiring dengan pemberlakuan pemerintahan jajahan di
Semarang, ada empat bendera yang berkibar; Jepang, Inggris, Belanda,
dan Tiongkok. Dengan demikian, bendera Indonesia dilarang. Di
samping pelarangan bendera, penduduk yang di dalam kota pun tidak
diperbolehkan keluar. Sekitar kota dikepung dengan landmijnen dan
mitraliur yang siap membinasakan penduduk. Di samping itu, penduduk
pun dipaksa menjadi romusha di pelabuhan Tanjung Mas dan
88
kehidupan mereka sama sekali tidak diurus. Terlebih soal makanan .
Masih terkait dengan kelaparan, penduduk Semarang yang
berjumlah 21.000 orang kekurangan air dan menderita kelaparan. Di
satu sisi, kelaparan itu terutama karena pasukan Republik Indonesia
memblokade Semarang. Di lain sisi, daerah-daerah di sekitarnya pun
menolak mengirimkan beras selama Inggris masih di Semarang .
89
Gambaran penderitaan Semarang dilaporkan pula oleh Rosihan Anwar.
Dalam kunjungannya ke pelabuhan Tanjung Mas, ia menemukan ada
271 orang Indonesia yang ditawan. Mereka rata-rata diculik dari
kampung-kampung di Semarang atau sengaja ditangkap dengan
tuduhan pemberontak.
Kami masuk ke dalam sebuah gudang yang atap dindingnya terbuat
dari seng. Panas hawanya di dalam. Dalam ruangan yang sempit kami
lihat orang-orang Indonesia, kebanyakan pemuda. Mereka berdiri
222