Page 286 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 286
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
Syucokan (Gubernuran). Hal tersebut menimbulkan kegeraman pada
orang-orang Belanda yang kemudian protes kepada Syucokan. Para
pembesar Jepang sendiri juga terkejut dan bingung dan tidak tahu siapa
yang melakukannya. Ketegangan itu kemudian ditengahi oleh Mr.
Sumardi, Kepala Bagian Pemerintahan (Naisebu). Dia memberi saran
agar bertindak hati-hati sebab bila bendera yang telah berkibar dan
sarnpai dilihat oleh umum diturunkan kembali, akan merupakan
penghinaan bagi bangsa Indonesia. Hal itu akan berakibat buruk bagi
keselamatan orang-orang Jepang sendiri. Oleh karena itu, dianjurkan
agar satu hari ini saja dibiarkan berkibar di tempatnya sarnpai sore.
Pernbesar-pembesar Jepang dapat menerima nasihat itu. Dengan hati
42
kesal orang-orang Belanda meninggalkan gedung.
5.9. Pembentukan Barisan Keamanan Rakyat (BKR).
Seperi telah diutarakan, segera setelah berita Proklamasi
Kemerdekaan RI sarnpai di tangan penguasa Jepang di Surabaya, dan
berita kekalahan Jepang dalam perangnya melawan Sekutu juga sudah
terdengar, maka Peta (Pembela Tanah Sir) dilucuti senjatanya dan
dibubarkan. Peta dikhawatirkan akan melakukan perlawanan terhadap
Jepang, seperti yang telah dilakukan di Blitar bulan Februari 1945.
Para anggota Peta di Daidan Gunungsari pada tanggal 18
Agustus dicutikan dalam waktu tidak terbatas. Tapi pembubaran Peta
baru dapat dilaksanakan dengan tuntas lima hari sesudah proklamasi.
Untuk menyelenggarakan keamanan rakyat, karena Jepang menyerah
dan tidak dapat diharapkan lagi bantuannya, Pemerintah Pusat
mengumumkan berdirinya Badan Keamanan Rakyat (BKR) pada tanggal
23 Agustus 1945. Di Surabaya, karena pada bulan Agustus sibuk
dengan pembentukan KNI daerah Surabaya, maka pembentukan BKR
belum dapat dilaksanakan.
Baru pada 2 September 1945 berhasil dibentuk pengurus daerah
Badan Penolong Korban Perang (BPKKP) dan Badan Keamanan Rakyat
(BKR) bertempat di bekas Gedung Badan Pembantu Prajurit (BPP) Jalan
Kaliasin 121. Rapat dihadiri oleh hampir semua bekas pimpinan Peta,
Heiho, kaum pergerakan dan Iain-Iain. Penjelasan mengenai situasi
negara yang terancam oleh bahaya, garis-garis perjuangan selanjutnya
diberikan oleh Ketua KNI Karesidenan Surabaya, Dul Amowo. Kepada
para bekas anggota Peta, Heiho dan lain-lain dianjurkan untuk
274