Page 90 - (New Flip) Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
P. 90
Sejarah Berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
yang akan dibicaraka pada bagian berikut nanti, tanggal 5 September,
beberapa waktu menjelang Hari Raya Idul Fitri, Wakil Ketua Chu Sangi In
ini mengirim telegram kepada hampir semua pemimpin dan pemuka
daerah di Sumatera yang isinya mengajak mereka (dan warga daerah
mereka) untuk merayakan Idul Fitri dengan mengibarkan bendera merah
putih.
Pengibaran bendera merah putih adalah salah satu ekspresi
dukungan anak bangsa terhadap proklamasi kemerdekaan. Pengibaran
merah putih sekaligus menandai pengambilalihan kekuasaan oleh para
pendukung republik dari tangan Jepang khususnya dan penjajah pada
umumnya. Penaikan merah putih bisa dikatakan sebagai aksi heroik dan
perlawanan pertama pejuang bangsa terhadap larangan Jepang yang
diperintahkan menjaga status quo. Menariknya lagi, penaikan bendera
tersebut dilakukan di tempat-tempat strategis yang menarik perhatian,
serta di lokasi-lokasi yang menjadi simbol kekuasaan penguasa Jepang.
Di Bukittinggi misalnya, bendera merah putih pertama kali dikibarkan di
Jam Gadang (ikon kota tersebut sejak zaman Belanda) tanggal 21
Agustus. Di Jambi bendera merah putih dinaikan di puncak menara air
kota tersebut pada tanggal 22 Agustus. Kemudian, tanggal bendera
merah putih dikibarkan 25 Agustus di depan Kantor Polisi, dan setelah
itu di hampir semua kantor dan instansi pemerintah. Di Bengkulu
bendera merah putih pertama kali dinaikan di depan Kantor PTT dan
kemudian dilanjutkan dengan pengibaran di depan Kantor Shu Chokan.
Di Pakanbaru bendera merah putih pertama kali juga dikibarkan di
Kantor PTT (15 September) dan kemudian di halaman Kantor Shu
Chokan (16 September).
Kejadian yang sama juga berlaku di hampir semua kota di
Sumatera. Namun ada lagi pengalaman warga pulau itu yang menarik,
setelah pengibaran bendera bendera merah putih, sering pula diiringi
dengan pelaksanaan rapat samudera (pertemuan yang dihadiri oleh
massa dalam jumlah banyak dan diisi dengan pidato-pidato para
pemimpin atau tokoh masyarakat) dan pelaksanaan pawai yang diikuti
pula oleh warga kota dalam jumlah yang banyak. Ketika pawai
berlangsung pesertanya membawa spanduk dan plakat yang antara lain
bertuliskan Indonesia telah merdeka, enyahlah kolonialisme-
imperialisme, dan ungkapan-ungkapan lain mengenai kemerdekaan dan
pengutukan terhadap penjajahan.
78