Page 28 - MODUL MAKANAN DAN MINUMAN HALAL-HARAM
P. 28
Binatang yang bisa disembelih harus disernbelih pada bagian yang telah ditentu-
kan, yaitu leher dengan memotong dua urat darah, kerongkongan, dan tenggorokan-
nya. Binatang yang tidak bisa disembelih ada dua macam, yaitu: binatang buruan dan
binatang biasa (ternak) yang karena keadaan, seperti kerbau/sapi yang masuk sumur,
lembu yang mengamuk, dan lain-lain. Di dalam hadis disebutkan bahwa Rasulullah
saw. dalam suatu peperangan pernah mengambil barang rampasan, di antaranya unta.
Tiba-tiba unta tersebut mengamuk, kemudian dipanah sehingga mati. Lalu, Nabi saw.
menyatakan bahwa binatang itu halal untuk dimakan (HR. Bukhari dan Muslim).
Dalam hadis yang lain disebutkan:
اذكه هب اوعنصاف اهنم مكبلغ امو
Apabila kamu disukarkan dengan amukan binatang maka perbuatlah seperti
yang demikian ini (maksudnya dengan memanah). (HR. Bukhari dan Muslim).
Anak binatang yang masih dalam kandungan induknya, cukuplah (halal) dengan
menyembelih induknya. Jika induknya disembelih dan janinnya mati dengan sebab
menyembelih induknya maka janin itu halal dimakan. Rasulullah saw. bersabda:
ِ ِ
ِِ
ِ ِ
ِ
ِ ِ
» همُأ ةاكذ يننْ لْا ةاكذ « لاق - َ َ ملسو هيلع الله ىلص - َّ للّا لوسر نع َّ للّا دبع ِ نب ِ رباج نع
ُ ََ
ُ ََ
ه َ ُ َ ْ َ َْ ْ َ ْ َ
Dari Jabir bin Abdillah r.a. bahwa Nabi: penyembelihan janin cukup dengan
sembelihan induknya. (HR. Abu Dawud).
Bagian yang dipotong dari binatang yang masih hidup maka hukumnya sama
dengan memakan bangkai dari binatang itu. Sebab, binatang itu tidak disembelih
menurut cara yang benar. Oleh karena itu, daging tersebut tidak halal dimakan dan
dianggap najis. Hal ini didasarkan hadis Nabi saw.
ٍِ
ِ ِ
ِ ِ ِ
ِ
َ ٌَّ
.» ة ت يم ىهف ةيح ىهو ةميهبْلا نم عطق ام « - ملسو هيلع الله ىلص - ِ بَِّنلا َ لاق َ لاق دقاو ِ بَِأ نع
َ َ
ٌ
ُ
ُْ
ْ َ
َ
َ
ََْ
َ
َ َ َ َ َ َ
َ
Dari Abi Waqid al-Laitsi r.a. ia berkata: Rasulullah saw. bersabda, “Bagian yang
terpotong dari binatang (sedangkan ia dalam keadaan hidup) maka (ia dihukumi
sebagai) bangkai.” (HR. Abu Dawud dan al-Tirmidzi)
b. Binatang yang akan disembelih masih dalam keadaan hidup. Binatang yang mati
bukan karena disembelih berarti sudah menjadi bangkai.
2. Syarat yang Berhubungan dengan Penyembelih
Syarat-syarat seorang yang sah penyembelihannya, sebagai berikut:
a. Orang yang menyembelih adalah seorang muslim atau ahli kitab (Yahudi atau
Nasrani), laki-laki atau wanita. Mengonsumsi sembelihan Ahli Kitab adalah halal
hukumnya. Allah swt berfirman:
ِ
ِ
ِ
ِ
ِ
َّ
َّ
َِّ
َّ
َّ
ُْ ُْ
ْ ُ
ٌّ
َ َ
ََْ
ُ َ َ ُ َه
ملَ لح مُ كماعَ طو مُ كل لح باتكْلا اوتوُأ نيذلا ماعَ طو تابيطلا مُ كَ ل لحُأ مو يْلا
ُ
َ
ْ ُ َ َ ْ
Pada hari ini dihalalkan bagimu yang baik-baik. Makanan (sembelihan) orang-
orang yang diberi al-Kitab itu halal bagimu, dan makanan kamu halal pula bagi
mereka. (QS. al-Maidah/5: 5).
Menurut Yusuf Qardhawi, maksud ayat di atas secara ringkas bahwa hari ini
semua yang baik, halal buat kamu, karena itu tidak ada lagi apa yang disebut bahirah,
saibah, washilah, dan ham. Makanan ahli kitab pun halal buat kamu sesuai dengan
4