Page 41 - Cerpen Surabaya Bukan Kenangan
P. 41
Maklum karena dulu di kotanya tidak ada bioskop
seperti saat ini yang sudah sangat maju perkembangan
teknologi dan marketnya.
“Bolehlah Din, asal jangan pas nikahan aja kamu ajak
jalan. Hahahahahaaaa.” Canda Mas Tian mencairkan
suasana yang semula kaku dan malu-malu.
“Siap, besok Minggu aku jemput ke rumahmu ya
mbro. Kita berangkat jam 6 pagi, jadi nggak kemalaman
kalau pulang.” Kata Dinda “Terus, nanti motornya kita
titipkan aja di terminal. Ok nggak ideku?” tanya Dinda.
“Ok, siap mbolang bersama yam bro.” jawab Elsa.
Setelah mengobrol dengan mereka Dinda merasa
yakin bahwa Mas Tino tidak akan menyakiti hati sahabatnya.
Karena dari cara bicara, sikap kekeluargaannya membuat
Dinda merasa diterima diantara mereka berdua.
Di hari Minggu saat yang dinanti-nanti Dinda dan Elsa
telah tiba. Hari itu cuacanya terlihat sangat cerah secerah
hati mereka berdua. Dinda menjemput Elsa di rumahnya.
Dia sudah menunggu kedatangan Dinda di depan rumah.
37