Page 42 - Cerpen Surabaya Bukan Kenangan
P. 42

“Akhirnya  yang  ditunggu-tunggu  datang  juga.”  Elsa
           bergumam dalam hati. “Wih keren, baju baru mbro?” tanya

           Elsa.
                  “Iya lah, masak mau ke kota bajunya kayak mau nyuci

           baju sih mbro. Hahahahahahahaaaa….” Jawab Dinda.

                  “Baaaaik, memang the best dah Dinda nih.” Puji Elsa
           kepada Dinda yang outfittnya kece badai.

                  “Kita  mampir  ke  tempat  jualan  ibuku  dulu  ya  mbro,
           tadi  belum  sempat  ijin.  Keburu  berangkat  ke  pasar  buat

           jualan.” Pinta Elsa sebelum berangkat ke terminal bus.
                  “Siap,  tapi  kamu  kan  yang  bonceng.  Biasalah,

           badanmu  kan  lebih  besar,  nggak  kuat  aku  kalau  disuruh

           bonceng.” Canda Dinda.
                  “Ya elah, emang biasanya siapa yang bonceng, kalau

           bukan aku?” tanya Elsa. “Ya kamu lah.” Jawab Dinda sambil

           tertawa.
                  Mereka  akhirnya  menemui  ibu  Elsa  yang  sedang

           berjualan sayur dan bahan makanan. Mereka diberi bekal
           dua  potong  donat  dengan  bertabur  mesis  cokelat  untuk

           dimakan jika lapar diperjalanan.






                                                                              38
   37   38   39   40   41   42   43   44   45   46   47