Page 66 - Cerpen Surabaya Bukan Kenangan
P. 66

“Kenapa  dia  jahat  sih  Ga,  nggak  kasih  firasat  apa-
           apa, nggak kasih pesan apa-apa malah langsung ninggalin

           aku  gitu  aja.”  Tambah  Dinda  dengan  nada  yang  sengau
           karena sambil menahan tangisnya.

                  “Mbak yang sabar, itu semua sudah jalan dari Allah

           mbak. Tidak ada yang bisa menolak kalau memang sudah
           ditakdirkan.” Kata Mega.

                  Akhirnya  Dindapun  masuk  dan  menemui  orang  tua
           Elsa  sebelum  ia  melihat  sahabatnya  untuk  yang  terakhir

           kalinya.  Suara  tangis  ibu  Elsa  membuat  hatinya  menjadi
           semakin suram. Tak mampu lagi ia membendung buliran air

           mata yang sangat ia tahan agar tak mengalir. Pelukan ibu

           Elsa  dan  suara  lirih  diiringi  senggukan  nafas  ibu  elsa
           terdengar ditelinga Dinda. “Maafkan Elsa kalau selama ini

           punya salah ya Din.”

                  “Do’akan  dia  ya  Din, dan main-main
           ke  rumah  walaupun  dia

           Sudah tidak ada disini.” Pinta
           Ibu  Elsa  yang  merenyuhkan

           hati  semua  orang  yang






                                                                              62
   61   62   63   64   65   66   67   68   69   70   71