Page 65 - Cerpen Surabaya Bukan Kenangan
P. 65

rumahnya. Itu membuat Dinda semakin tidak bisa bernafas,
           karena  semua  ini  ternyata  bukanlah  sebuah  mimpi.  Ini

           adalah kenyataan, sahabatnya tidak akan bisa ia temui lagi.
           Tidak ada yang bisa mendengarkan keluh kesahnya lagi dan

           tidak ada yang bisa ia ajak bertukar pendapat lagi.

                  Sampailah Dinda di rumah Elsa, ia tak mau turun dari
           motor yang ia naiki. Karena ia tidak mau bertemu dengan

           Elsa.  Ia  merasa  Elsa  sudah  jahat  kepadanya,  tidak  ada
           firasat  apapun dan  pesan  apapun  yang  disampaikan  oleh

           sahabatnya  itu.  Malah  ia  merasa  dijauhi  dan  tidak
           memberinya kabar.

                  Dalam hati Dinda berkata, “Kamu jahat mbro, kamu

           jahat  banget.  Tega-teganya  kamu  meninggalkan  aku
           sendirian.”

                  “Mbak  ayo  masuk!”  ajak  Mega.  “Mbak  nggak  ingin

           melihat mbak Elsa untuk yang terakhir kalinya?” tanya Mega.
                  “Nggak, aku nggak mau masuk. Dia jahat banget Ga,

           ninggalin aku sendiri.” Jawab Dinda.
                  “Jangan  gitu  mbak, nanti  Mbak Elsa  sedih lho  lihat

           mbak Dinda kayak gini.” Bujuk Mega.






                 61
   60   61   62   63   64   65   66   67   68   69   70