Page 62 - Cerpen Surabaya Bukan Kenangan
P. 62
“Wah iya lupa, kemarin toko apa ya?” tanya Dinda
balik. “Coba aku lihat HP dulu deh, toko apa kemarin. Udah
aku screenshot gambarnya.” Tambahnya.
Saat membuka HP, layarnya penuh dengan telepon
dan pesan singkat yang masuk. Dindapun bertanya-tanya
siapa yang meneleponnya sampai banyak ini dan pesan
singkat digrubnya pun sampai mencapai ratusan.
Diapun mencoba mengecek nomor panggilan yang
masuk meneleponnya. Ternyata ada Anis, Bela, Sinta dan
Prama teman sesama guru. Setelah itu ia membuka pesan
dari Anis yang kebetulan berada di list paling atas. Tertera
ada 9 pesan yang dikirimkan oleh Anis.
Ketika ia membukanya betapa dunia ini serasa
terhenti, sebuah foto seorang perempuan dengan baju batik
yang ia kenal tergeletak di tengah jalan raya dengan
mukanya ditutup dengan kardus. Hati dan nalar Dinda masih
mengelak bahwa mungkin itu sebuah kebetulan, karena
tidak hanya dia yang memiliki baju batik seperti itu.
Kemudian ia membuka kembali foto selanjutnya,
inilah yang membuat hatinya hancur berkeping-keping.
Sebuah foto KTP korban kecelakaan itu bernama Elsa
58