Page 128 - Educational HYpnosis
P. 128
Educational Hypnosis (2018)
Free Ebook by Zainurrahman, S.S., M.Pd., CHt.
Zonahypnosis.wordpress.com
hypnosis semakin dimanfaatkan dalam berbagai konteks mulai dari kesehatan,
bisnis, komunikasi, hukum, terkecuali pendidikan.
Para dokter di berbagai belahan dunia sudah memanfaatkan hypnosis
sebagai pengganti anestesi saat ini. Survey menunjukkan bahwa 70% pasien yang
datang ke rumah sakit membawa keluhan-keluhan yang sebenarnya merupakan
gejala psikosomatis dan hipnoterapi merupakan pilihan utama karena telah meraih
prestasi-prestasi nyata sejak zaman Milton. H. Erickson dan Ernest Rossi hingga
saat ini. Para motivator telah mempelajari hypnosis dan mengembangkan metode
komunikasi agar dapat membantu individu-individu melakukan transformasi diri
sejak Richard Bandler dan John Grinder hingga saat ini. Kini, berbagai asosiasi
hypnosis sudah berdiri di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia dengan IBH
(Indonesian Board of Hypnotherapy) yang diasuh oleh Yan Nurindra, atau
Quantum Hypnosis Indonesia yang diasuh oleh Adi W. Gunawan. Di Amerika
terdapat ABH (American Board of Hypnotherapy), dan masih banyak lagi asosiasi-
asosiasi hypnosis di dunia ini yang semakin berkembang dari waktu ke waktu.
Di dalam konteks pendidikan, hypnosis memang sudah digunakan sehingga
muncul gagasan hypnoteaching yang meskipun masih mengadopsi protokol
hipnoterapi secara mentah-mentah sudah diteliti oleh berbagai akademisi,
khususnya di Indonesia. Meskipun demikian, penggunaan hypnosis di dalam
konteks pendidikan saat ini merupakan objek yang paling sering “ditekan” melalui
hasil-hasil penelitian psikologi dan neurosains. Memang kita dapat
mempertanyakan validitas masing-masing penelitian yang menghasilkan
kesimpulan yang berbeda-beda tentang penggunaan hypnosis di dalam konteks
pendidikan. Namun satu hal yang pasti, praktik hypnosis bukan sekedar praktik
yang berdasarkan teori. Keberhasilan praktik hypnosis menuntut adanya koneksi
emosional (empati), bukan hanya penguasaan teori belaka. Oleh karena itu,
penelitian yang tidak memperhatikan aspek ini akan menemukan kesia-siaan
belaka. Hanya dengan pengalaman dan empati yang bisa menjamin hasil dari
praktik hypnosis. Dengan demikian, tidak mengejutkan jika beberapa penelitian
menghasilkan kesimpulan bahwa hypnosis “tidak efektif”; yang meneliti bukan
praktisi hypnosis, bukan hypnotherapist.
Frederick Anton Mesmer (dalam literatur lain disebut Franz Anton Mesmer)
diyakini sebagai orang pertama yang memicu lahirnya hypnosis. Pada tahun 1775,
beliau melakukan kajian empiris tentang praktik penyembuhan mistis yang
dilakukan di berbagai belahan dunia ini. Beliau menyimpulkan bahwa di dalam diri
manusia terdapat magnetic fluid atau cairan yang memiliki efek magnetis yang
dapat digunakan untuk memengaruhi tubuh yang lain. Apa yang kelak dikenal
sebagai Magnetisme atau Mesmerisme kemudian “dikoreksi” oleh Deleuze dan
Abbe Faria pada tahun 1814 dengan kesimpulan bahwa fenomena “memengaruhi
orang lain” ini sebenarnya bukan karena adanya magnetic fluid yang disebutkan
121