Page 28 - Educational HYpnosis
P. 28
Educational Hypnosis (2018)
Free Ebook by Zainurrahman, S.S., M.Pd., CHt.
Zonahypnosis.wordpress.com
Pengalaman juga sangat berpengaruh pada perkembangan dan perubahan
emosi. Pada contoh di atas, ketika seorang siswa merasa sangat “membenci”
maju di depan kelas karena kebenciannya pada suatu kejadian memalukan di
masa lalu. Siswa tersebut secara “otomatis” mengasosiasikan suatu tempat
(depan kelas) pada suatu saat (saat belajar bersama siswa yang lain) dengan rasa
malu atau mungkin rasa takut. Pengalaman ini menumbuhkan, mengembangkan,
dan memperkuat asosiasi-asosiasi di atas. Untuk menetralisir emosinya, untuk
mengatasi hal tersebut, harus ada yang membantu siswa tersebut untuk
memaknai kembali pengalaman atau kejadian apapun di masa lalu. Persoalannya
adalah, bagaimana agar kita dapat mengetahui kejadian atau pengalaman apa di
masa lalu yang menjadi penyebabnya? Bagaimana caranya memaknai kembali?
Apa tolok ukur yang kita gunakan untuk mengukur perubahan makna yang
terjadi? Apa gunanya perubahan atau pemberian makna baru terhadap kejadian
tersebut? Anda akan menemukan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan tersebut
di bagian lain buku ini. Educational hypnosis mampu melakukan hal ini dengan
persentase keberhasilan yang menjanjikan. Akan tetapi saya akan menjawab
pertanyaan terakhir sekarang. Pemberian makna baru terhadap kejadian
memalukan siswa itu akan merubah asosiasi emosionalnya. Jika Anda masih ingat
bagaimana jaringan sinaps terbentuk ketika informasi terproses di dalam otak,
maka pemberian makna berkonsekuensi pada perubahan jaringan sinaps yang
dapat diamati dari perilaku dan respons emosinya.
Jaringan sinaps merupakan internalisasi dan sistemisasi pengalaman yang
berasosiasi dengan berbagai fenomena dan situasi yang relevan (mindset).
Perubahan makna pada pengalaman mengakibatkan adaptasi pada jaringan
internal sistem otak (emosi merupakan produk dari proses otak). Setidaknya, hal
ini dapat dijelaskan oleh model asimilasi dan akomodasi Jean Piaget. Mari kita
kaitkan model asimilasi dan akomodasi Piaget ini dengan pengalaman.
Menurut Rutherford (2011), asimilasi adalah proses membangun
pengetahuan untuk mencapai kesesuaian internal. Sementara itu, akomodasi
adalah proses merubah pengetahuan untuk mencapai kesesuaian eksternal. Kita
boleh memahami kesesuaian internal sebagai kesesuaian antara informasi baru
dengan informasi lama yang sudah berada di dalam sistem pengetahuan.
Kesesuaian eksternal dapat dimaknai sebagai upaya menyesuaikan pengetahuan
yang sudah ada dengan informasi yang datang dari luar. Dari mana pengetahuan
ini didapatkan jika bukan dari pengalaman dan pengalaman belajar? Sejak lama,
siswa tersebut telah memiliki pengetahuan bahwa maju di depan kelas adalah hal
yang memalukan. Suatu saat, ketika siswa tersebut diminta maju di depan kelas,
sistem pengetahuan (sebentar lagi kita akan sebut ini sebagai sistem kepercayaan
atau belief system) siswa tersebut memicu pengetahuannya (ini pasti memalukan)
yang kemudian memicu emosinya (rasa malu). Dengan demikian, berbagai cara
21