Page 57 - Educational HYpnosis
P. 57
Educational Hypnosis (2018)
Free Ebook by Zainurrahman, S.S., M.Pd., CHt.
Zonahypnosis.wordpress.com
zona nyaman karena dengan demikian dia tidak perlu melakukan hal yang
menurut mindset-nya sia-sia. Mindset merupakan belief dan dari sudut pandang
otak ini adalah pola jaringan sinaps. Pola-pola ini memiliki sistem pertahanan
eksistensi yang dikenal dengan istilah homeostasis. Namun apakah mindset ini
tidak dapat diubah? Ingat bahwa kita harus menumbuhkembangkan growth
mindset dan oleh karenanya kita harus percaya bahwa mindset itu berubah. Hal
ini dikarenakan oleh temuan di bidang neurologi bahwa pola jaringan sinaps itu
dapat berubah karena otak memiliki kemampuan untuk berubah dan berkembang
seiring perkembangan pengetahuan dan pengalaman. Kemampuan adaptif otak
ini disebut dengan brain-plasticity atau neuroplasiticy.
Mary Cay Ricci di dalam bukunya yang berjudul Mindsets in the Classroom
menceritakan pengalamannya di sebuah kelas. Seorang siswa (berusia 8 tahun)
selalu memuji temannya dengan mengatakan “Lihat tulisannya. Dia yang terbaik
dan terpandai di kelas ini.” Ricci mengatakan pada siswa tersebut bahwa semua
siswa di kelas ini pandai. Meskipun siswa ini setuju dengan apa yang dikatakan,
Ricci melaporkan di dalam buku tersebut bahwa upaya apapun yang dilakukan
oleh siswa tersebut tidak membuat nilainya lebih baik atau lebih tinggi dari nilai
teman yang dipujinya (Ricci, 2013:2).
Dari contoh yang diberikan oleh Ricci di atas, dapat kita pahami bahwa
siswa tersebut melakukan repetisi dan afirmasi pada dirinya sendiri bahwa dia
tidak lebih baik dari temannya. Pikiran analitiknya belum berfungsi dengan baik
untuk menghasilkan pemikiran bahwa dia bisa lebih baik dari temannya. Segala
upaya yang dia lakukan disabotase oleh mindset-nya dan ini bisa terjadi di luar
kognisi pikiran sadar. Program bawah sadarnya seolah-olah berisi perintah “aku
tidak boleh lebih baik dari dia, karena dia adalah yang terbaik. Jika aku lebih baik
dari dia, maka itu menyalahi kepercayaanku”. Mindset seperti ini sangat
berbahaya bagi siapa saja, terutama bagi siswa atau mahasiswa.
Belief yang terbentuk dan membentuk mindset memiliki turunan yang
disebut dengan value. Jika belief merupakan kepercayaan bahwa X adalah benar,
maka value adalah hal-hal yang dipercayai penting dan bernilai untuk dilakukan
atau dihindari guna mendukung belief. Dalam contoh di atas, ketika belief
menyatakan “saya tidak akan menjadi orang pandai meskipun saya banyak
membaca” maka value yang tercipta adalah “saya tidak akan rajin membaca
karena itu akan sia-sia”. Contoh value pada growth mindset misalnya belief
menyatakan “saya adalah orang pandai” maka value yang tercipta adalah “saya
akan rajin membaca karena orang pandai itu rajin membaca”.
Jika seorang siswa ditanyakan “Mana yang lebih penting antara menonton
film dan membaca?” maka siswa tersebut secara sadar menjawab “membaca lebih
penting dari menonton film”. Tetapi jika siswa tersebut memiliki belief
50