Page 55 - Educational HYpnosis
P. 55
Educational Hypnosis (2018)
Free Ebook by Zainurrahman, S.S., M.Pd., CHt.
Zonahypnosis.wordpress.com
4. Emosi yang intens: informasi yang masuk ketika seseorang sedang
mengalami emosi yang intens dapat menembus filter mental karena dalam
keadaan ini gelombang otak rendah. Misalnya seseorang dalam keadaan
berduka yang sangat dalam akan sangat mudah menerima masukan bahwa
dia adalah pribadi yang tidak bahagia, dizalimi, atau sebagainya. Begitu
juga sebaliknya, pada saat seseorang dalam keadaan bahagia atau
gembira, informasi bahwa dia adalah orang yang paling beruntung akan
diterima oleh pikiran bawah sadarnya.
5. Kondisi hypnosis: dalam keadaan hypnosis, sugestibilitas seseorang
meningkat dan pikirannya sangat terfokus, gerbang RAS terbuka, dan oleh
karenanya sugesti atau informasi yang masuk akan melewati filter mental
dan pikiran analitik sehingga akan tembus ke pikiran bawah sadar.
Untuk memperjelas hal di atas, saya mengajak Anda untuk memperhatikan
kembali contoh siswa yang sudah berupaya keras dalam belajar namun hasilnya
tidak berubah. Saya akan memberikan contoh kemungkinan sumber dan pintu
masuk informasi yang membentuk fixed mindset atau mindset yang menghambat
perkembangan atau kemajuan siswa tersebut.
1. Repetisi: kemungkinan besar siswa ini pada dasarnya ingin menjadi orang
hebat di dalam keluarganya. Namun karena satu dan lain hal, ketika dia
masih kecil, dia selalu mendengar ucapan-ucapan baik yang ditujukan
kepadanya maupun secara tidak langsung berhubungan dengannya.
Misalnya, seringkali orangtuanya berkata “Kita bukan keluarga kaya. Kita
adalah orang dengan kehidupan terbatas. Kehidupan kita pas-pasan dan
kita tidak boleh berharap memiliki lebih dari dari apa yang sedang kita
miliki. Asalkan kalian (kamu) bisa sekolah saja itu sudah cukup.” Kalimat ini
mungkin diperdengarkan berulang kali sehingga anak ini percaya bahwa
“Saya terbatas. Saya tidak boleh berharap lebih. Asal sekolah saja bagi
saya sudah cukup.” Informasi-informasi ini tertanam di dalam pikiran
bawah sadarnya dan meskipun saat itu informasi-informasi ini belum diberi
makna, namun informasi tersebut sudah tersimpan atau tertanam di dalam
pikiran bawah sadar.
2. Tokoh otoritas: kalimat di atas misalnya disampaikan oleh orangtuanya
(orangtua merupakan salah satu tokoh otoritas). Oleh karenanya, data atau
informasi ini menjadi lebih kuat. Seandainya kalimat di atas disampaikan
oleh orang lain yang tidak dipandang memiliki otoritas, mungkin saja
informasinya tidak akan ter-encode dengan efektif dan tidak sekuat ini.
Terlebih lagi jika guru di sekolahnya pernah mengatakan “Ah, kamu ini
sudah diajarkan berulang kali tetapi sama saja. Kamu tidak pernah
berubah.” Hanya karena kesalahan atau kecerobohan kecil yang pernah dia
lakukan. Dalam hal ini, guru juga merupakan tokoh yang memiliki otoritas.
48