Page 77 - Microsoft Word - Lestari_Modul Ajar MK_Tanpa Kunci Jawaban
P. 77
77
nilai, harapan dan cita-cita masyarakat yang bersangkutan; dsb. Sebaliknya,
masyarakat menyediakan atau memberikan sumber-sumber input bagi
pranata pendidikan dan menerima output dari pranata pendidikan. Contoh:
di dalam masyarakat terdapat penduduk, sistem nilai, sistem pengetahuan,
dsb., hal ini merupakan sumber input yang disediakan masyarakat bagi
pranata pendidikan. Tetapi masyarakat pun (misalnya suatu perusahaan)
menerima lulusan dari pranata pendidikan (sekolah atau perguruan tinggi)
untuk diangkat sebagai pegawai atau karyawan), dsb.
Selain pranata pendidikan, di dalam masyarakat terdapat pula pranata-
pranata lainnya, seperti pranata ekonomi, pranata politik, dst. Berkenaan
dengan ini perlu dipahami bahwa “terdapat hubungan antara pranata
pendidikan dengan pranata-pranata lainnya yang ada di dalam masyarakat,
bahkan juga terdapat hubungan saling mempengaruhi antara pranata
pendidikan dengan masyarakat secara keseluruhan sebagai supra sistem
yang melingkupinya”.
D. Pola-pola kegiatan sosial Pendidikan
Sebagaimana dikemukakan J.W. Getzels dan H.A. Thelen, pada
dasarnya ada dua dimensi tingkah laku yang saling berinteraksi dan
menentukan tingkah laku individu di dalam sistem sosialnya, yaitu: (1)
dimensi nomothetis dan (2) dimensi ideografis (A. Morrison and D. McIntyre,
1972). Dimensi nomothetis meliputi variabel pranata (institution), peranan
(role), dan harapan-harapan sosial (expectations), sedangkan dimensi
ideografis meliputi variabel individu (individual), kepribadian, (personality),
dan kebutuhan-kebutuhan perorangan (need-dispositions). Selanjutnya,
bahwa dimensi nomothetis saling berhubungan dengan variabel-variabel
kebudayaan, yaitu ethos, mores, dan nilai-nilai masyarakat; adapun dimensi
ideografis saling berhubungan dengan variabel-variabel biologis, yaitu
individu sebagai makhluk hidup (organism), keadaan jasmaninya
(constitution), dan kemampuan-kemampuannya (potentialities).
Apabila kegiatan sosial pendidikan dianalisis berdasarkan
kecenderungan orientasinya terhadap fungsi dimensi-dimensi tingkah laku
sebagaimana diuraikan di atas, maka dapat diidentifikasi adanya tiga pola