Page 47 - Buku Diklat Hutan Loa Haur
P. 47
Selebihnya, untuk Blok Koleksi (blok paling luas, 3.617 ha) dilakukan
kegiatan perlindungan dan pengamanan hutan serta pemeliharaan ba-
tas. Sedangkan Blok Pemanfaatan Tradisional (191 ha) disediakan untuk
pemberdayaan masyarakat yang terlanjur sudah mengelola lahan sejak
lama, sebagai upaya penyelesaian konflik pengelolaan lahan.
Blok-blok pengelolaan ini perlu ditata ke dalam petak-petak sesuai
keperluan pengelolaan. Penataan blok menjadi petak pengelolaan
perlu memperhatikan kesesuaian peruntukan. Di lapangan, batas antar
blok perlu diberi tanda yang awet, sehingga akan terlihat selamanya.
Batas antar blok bisa berupa patok, jalan inspeksi, atau jalur hijau yang
ditanami tanaman sebagai pertanda batas blok.
Pada 2021 dilakukan pemeliharaan batas blok pada jalur yang
memisahkan Blok Pendidikan dan Blok Koleksi, serta Blok Pemanfaatan
dan Blok Pelatihan, dengan panjang batas 2,7 km. Pemeliharaan batas
blok dilakukan dengan membersihkan jalan inspeksi dan menanam
bibit trembesi (Samanea saman), kapur (Dryobalanops sp.), meranti
(Shorea sp.) dan agatis (Agathis borneensis), di kiri kanan jalan inspeksi.
Rintisan jalan selebar empat meter dapat menjadi akses pengelolaan
hutan diklat, terutama dalam perlindungan dan pengamanan, jalur
inspeksi, atau sarana praktik pelatihan planologi (pengukuran dan
perpetaan). Jalur ini juga menjadi akses yang menghubungkan Kampus
Bukit Lingga dengan beberapa spot, seperti batu dinding (spot wisata
alam).
Persemaian dan Sumber Benih
Pengembangan demplot persemaian dimulai dengan membangun
bedeng tabur, bedeng sapih, dan pondok kerja, pada 2018. Produksi
bibit digunakan untuk memenuhi kebutuhan bibit pada demplot
agroforestry, demplot tanaman sumber benih, demplot tanaman HHBK,
dan kebutuhan lain. Selain itu, demplot persemaian digunakan sebagai
sarana pembelajaran, dengan menerapkan kaidah-kaidah pengelolaan
persemaian.
Demplot sumber benih dimulai dengan eksplorasi sumber benih pada
2020, melalui survei pada area seluas 200 ha, dengan sistem jalur dan
jarak antara jalur 100 m. Survei ini memakai hasil inventarisasi potensi
2018 sebagai acuan. Pendataan diarahkan pada jenis-jenis yang berpoten-
si dijadikan sumber benih dengan memperhatikan penyebarannya.
36 MENGELOLA HUTAN DIKLAT DUA DEKADE HUTAN DIKLAT LOA HAUR, KALIMANTAN TIMUR 37