Page 52 - Buku Diklat Hutan Loa Haur
P. 52

aliran dari catchment area di bagian hulu, serta meningkatkan permu-
             kaan air tanah di bagian hilir.

                Selain itu juga dilakukan penanaman bambu di pinggir anak Sungai
             Miak,  terutama  pada  belokan  batang air.  Maksudnya,  agar  dapat
             mengurangi laju erosi pada pinggir sungai yang terkena arus air.

                Pembangunan dam penahan dan penanaman bambu belum mem-
             buahkan hasil akibat banjir besar pada akhir 2020. Dam gagal menahan
             aliran air karena pinggiran pematang sungai kurang padat sehingga air
             membuat jalur lain di ujung dam. Akibatnya, ujung dam penahan tergerus
             aliran air.

             Pemberdayaan Masyarakat

             Meski penyuluhan kepada masyarakat telah dimulai sejak hutan diklat
             berdiri, tapi kegiatan pemberdayaan masyarakat sebagai alternatif
             penyelesaian konflik baru dirintis sejak 2017. Pemicunya: adanya infor-
             masi penguasaan lahan oleh masyarakat akibat surat segel yang diterbit-
             kan Kepala Desa.

                Pemberdayaan masyarakat sebagai upaya penyelesaian konflik sesuai
             dengan kebijakan pemerintah tentang Perhutanan Sosial dengan skema
             kemitraan. Dengan kemitraan kehutanan, masyarakat diharapkan dapat
             mengakui keberadaan hutan negara, dan sejalan denga itu Kementerian
             LHK juga mengakui pengelolaan hutan secara lestari oleh masyarakat
             untuk meningkatkan kesejahteraan.

                Berdasarkan hasil inventarisasi sosial ekonomi, diketahui bahwa
             sebagian dari masyarakat penggarap telah menyadari keberadaan
             hutan diklat dan bersedia mengikuti program pemberdayaan melalui
             kemitraan kehutanan. Balai Diklat LHK Samarinda telah membentuk
             KTH Olah Bebaya di Desa Loa Duri Ulu pada 2017, dengan 24 anggota.
             Ada pula KTH Todopoli di Desa Batuah dengan 25 anggota.

                Dua kelompok tani ini mengaku telah mengolah hutan sejak lama ber-
             dasarkan surat keterangan dari Kepala Desa. Umumnya mereka menanam
             karet; tanaman buah seperti mangga, durian, lai; tanaman bawah tegakan
             seperti nenas, padi, dan labu kuning. Pada beberapa lokasi ditemui juga
             masyarakat yang baru mulai menanam jengkol dan petai.

                Pendampingan terus dilakukan oleh penyuluh kehutanan Balai
             Diklat LHK Samarinda untuk mendapat pengakuan Kemitraan Ke-


           42                           MENGELOLA HUTAN DIKLAT                                                               DUA DEKADE HUTAN DIKLAT LOA HAUR, KALIMANTAN TIMUR      43
   47   48   49   50   51   52   53   54   55   56   57