Page 121 - Tenggelamnya Kapal
P. 121

Aziz.



               Adinda Hayati!
               Hampir dua tahun kita bergaul. Hampir dua tahun kau menuruti aliran hidup saya yang sial yang
               penuh dengan dosa, penuh dengan tangan yang kotor. Hanya semata-mata lantaran
               menurutkan nafsu muda saya. Kau suruh saya mengerjakan ibadat kepada Tuhan, untuk
               menebus sesalahan di zaman remaja hanya sebulan dua dapat kukerjakan. Dasar kotor, kian
               lama seruan kekotoran itu kedengaran oleh telingaku kembali. Saya kecewakan hatimu, saya
               habiskan gaji dan pendapatanku untuk melepaskan nafsu angkara murkaku.
               Saya tahu, kerap kali kau meratapi untung lantaran bersuami saya. Kerap kali pula kau kumaki,
               kucela, kupikulkan ke atas pundakmu kesalahan-kesudahan yang sebenarnya mesti saya sendiri
               memikul.

               Hayati! Berhentilah lakon kesedihanmu hingga ini! Ketahuilah bahwa suami kau Aziz telah insaf
               akan ulahnya. Dan keinsafan itu akan ditebusnya. Pinang akan disurutkannya kegagang, sirih
               akan dipulangkannya ke tampuk.
               Sengaja saya menyingkirkan diri, supaya jangan kau ingat juga kecantikkanmu dan
               kemudaanmu yang telah hilang percuma lantaran kurampas. Maka [192] sebelum masanya
               lepas dan penyesalan timbul; semasa tunas angan-anganmu masih bisa tumbuh kembali, saya
               menyingkir pergi.
               Saya akan memberikan hukuman kepada anak muda yang sekejam itu, yang mengecewakan
               perjalanan hidup seorang pujangga, mematahkan pergharapan seorang gadis, hanya dengan
               pengaruh wang dan turunannya, pada hal dirinya sendiri hanya seorang rendah dalam segala
               perkara.
               Hapuskanlah segak kesedihan yang telah terlukis di keningmu. Kembalikanlah senyumanmu
               yang manis, hiduplah kembali dengan gembira, habiskanlah segala remuk kedukaan yang telah
               timbul di dirimu hampir dua tahun lamanya, lantaran saya
               Maka sesampai surat ini, lantaran kau kuambil dahulunya dengan nikah yang sah menurut
               agama, sekararg kau kulepaskan pula dengan sah menurut agama. Sesampai surat ini ke
               tangan adinda, jatuhlah thalakku kepadamu 1 kali.

               Meski pun setelah perkataan itu keluar dari mulutku kau bukan isteriku lagi, namun saya masih
               berani memohonkan kepada kau atas nama seorang yang telah hampir 2 tahun bergaul dengan
               dikau, yakni jika idahmu sampai, jarganlah kau kembali ke Padang, tetapi tinggallah dengan
               Zainuddin, kalau dia masih suka menerima kau jadi isterinya
               Hanya sekedar inilah suratku. Inilah hanya korban yang dapat kuberikan, untuk pembalas budi
               baik Zainuddin, yang telah membalas segala kejahatan saya dengan kebaikan sekian lama.
               Dan jika sekiranya kau menerima kabar apa-apa tentang diriku yang tak baik, tolong maafkan
               segala kesalahanku selama kau jadi isteriku, dan tolong pula kiranya hai perempuan yang baik
               budi, membacakan doa-doa permohonan selamat untuk diri makhluk yang malang ini.


                                                                                              Bekas suamimu
                                                                                                         Aziz.
   116   117   118   119   120   121   122   123   124   125   126