Page 133 - Tenggelamnya Kapal
P. 133
"Surabaya, 20 Oktober (Aneta). Pada pukul 1 tadi malam. Marine komandan di sini menerima
Radio dari kapal Van derWijck, meminta pertolongan (S.O.S.). sebab telah miring.
Seterimanya kabar ini Marine dengan segera telah menjalankan pertolongan yang perlu.
Kapal tersebut telah berangkat dari Surabaya ke Semarang pukul 9 malam. Dia telah
tenggelam 15 mil jauhnya dari sebelah utara Tanjung Pakis. Pesawat Dornier yang dikirim
oleh Marine dari Surabaya telah melihat banyak sekali orang yang tenggelam. Bersama-sama
dengan Dornier, kapal Reael juga turut membantu. Pesawat-pesawat terbang yang lain juga
telah dikirim ke tempat kecelakaan itu. Belum diketahui berapa banyaknya orang yang
karam.
Jakarta, 20 Oktober (Aneta). Direksi K.P.M. telah menyiarkan suatu maklumat demikian
isinya: Dari kapal Van der Wijck diterima kabar Radio "S.O.S. zwarehelling", kapal itu
berangkat dari Surabaya pukul 8 malam. Pada pukul 11.20 telah melampaui satu kapal
penerangan. Dengan segala daya upaya telah diikhtiarkan menyambungkan Radio dengan
kapal itu. Tetapi sehabis kabar meminta tolong yang pertama, tidak ada lagi kabar-kabar
datang dari Van der Wijck. Pagi tadi 2 kapal udara telah berangkat dari Surabaya untuk
memeriksa dan menyelidiki di antara 20 sampai 35 mil sebelah Barat dari lichtschip yang
dilampauinya tadi, Kapal-kapal penolong yang lain, yaitu kapal Reael, kapal Penarik De Yong,
dan Mijnenlegger Reigel, juga telah berangkat ke tempat kecelakaan itu.[210]
Pukul 7.45 pagi ini, kapal pesawat Dornier memberikan laporan bahwa Van der Wijch telah
tenggelam di tempat yang jauhnya kira-kira 22 mil di sebelah Barat Daya dari lichtschip
Surabaya. Kapal terbang itu melihat banyak sekali orang yang tenggelam. Dari Surabaya
telah berangkat lain-lain kapal buat pembantu, dokter-dokter dan juru-rawat. Muatan kapal
yang tenggelam itu ada 250 orang.
43 orang yang bercelaka telah dapat dipungut oleh pesawat terbang Dornier dan dibawa
terus ke Surabaya. 31 orang penumpang Indonesia telah dapat ditolong oleh penangkap-
penangkap ikan, demikian juga 8 orang Belanda. Adapun, yang lain-lain berusaha menolong
jiwa sendiri-sendiri dengan bermacam-macam jalan. Di Morokrambangan telah dibawa
mendarat 43 orang, di antaranya 2 orang Belanda. Stuurman 1 telah mendarat di dekat
Tuban bersama dengan 20 orang yang lain. Sesampai di sana dia telah menelepon ke
Surabaya, menerangkan sebab-sebab tenggelamnya kapal tersebut tidak dapat diketahui,
karena kejadian yang ngeri itu berlaku hanya dalam masa 5 menit saja. Di antara
penumpang-penumpang yang belum kedapatan adalah 8 orang bangsa Eropah, 3 anak-anak,
seorang Markonis, 2 klerk, dan 59 orang Indonesia, dan masih diusahakan mencarinya."
Baru sekian berita yang dimuat dalam surat-surat kabar yang dapat dibaca oleh Zainuddin.
Seluruh badannya gemetar. Dengan suara sangat gugup dipanggilnya Muluk, yang rupanya
sedang membaca perkabaran itu pula di koran yang lain.
"Hayati beroleh celaka, bang Muluk!"
"Ya, 59 penumpang dari kapal tersebut belum bertemu!"
"Kita mesti berangkatsekarang ke Tuban!"
Belum sempat Muluk menjawab, Zainuddin telah berlari ke jalan raya, diiringkan dengan
tergesa-gesa oleh Muluk, mencari sebuah taksi yang dapat membawa mereka ke tempat
kecelakaan itu..............