Page 134 - Tenggelamnya Kapal
P. 134

Sesampai di atas sebuah taksi yang disewa agak mahal, Muluk berkata : "Lebih baik kita pergi
               dahulu ke kantor Agent K.P.M. mencari keterangan lebih lanjut."
               "Baiklah!"

               Taksi itu pun ditujukan ke kantor K.P.M., didapati manusia telah sangat ramai di sana terutama
               bangsa Belanda, yang semuanya boleh dikatakan bermuka cemas menunggu kabar-kabar daii
               kapal yang tenggelam itu. Beberapa saat lamanya di sana, dari agen mendapat keterangan
               sepanjang tersebut di dalarn kawat yang telah tersiar itu, hanya tambahnya, yang baru saja
               diterima dengan telepon dari Lamongan, menerangkan bahwa orang yang tenggelam, yang
               jiwanya masih dapat ditolong, telah banyak ditolong oleh penangkap-penangkap ikan di pantai
               Brondortf. Yang lukaluka telah dibawa dengan pertolongan Asisten Wedana dan Polisi di
               Brondong Lamongan, untuk diurus di rumah sakit di sana, sampai sembuh.
               Sebagai kilat layaknya, taksi itu telah dihadapkan menuju Lamongan, satu Kabupaten di Jawa
               Timur. Lebih kurang 2 jam telah sampai ketempat itu. Didapatinya di sana sini orang ber
               kerumun-kerumun, buah pembicaraan orang rupanya tidak lain melainkan kapal yang karam itu
               saja. Mereka teruskan perjalanan ke rumah sakit, di sinipun kelihatan orang berkerumun-
               kerumun, lebih ramai dari yang tadi. Setelah mereka memberi keterangan bahwasanya mereka
               datang dari Surabaya hendak mencari keluarganya yang turut berlayar itu, mereka dibolehkan
               masuk. Di kamar sakit, kelihatan prang-prang yang luka-luka ada yang enteng dan ada yang
               parah. Mereka teruskan ke tempat kaum perempuan. Kelihatan perempuan-perempuan yang
               sedang berbaring, anak-anak yang merintih diselenggarakan oleh jururawat dengan sibuknya.
               Oleh seorang jururawat ditunjukkanlah sebuah ranjang, yang di sana sedang terbaring seorang
               perempuan muda yang mukanya telah pucat .... Hayati ! - Kepalanya penuh [212] dengan
               perban dan kakinya pun demikian pula ........ masih bernafas ?

               Hayati telah dapat ditolong oleh beberapa penangkap ikan. Di dalam berita surat-surat kabar
               tersebut bahwa orang-orang yang tertolong oleh penangkap ikan Kaslibin dari Blimbing 53
               orang, oleh Sratip 21 orang, oleh Trunorejo 22 orang, Marzuki 17 orang, Matwi 32 orang. Mana
               yang tidak luka dibolehkan terns ke Surabaya, dan mana yang luka dengan perintah. Regen dan
               Asisten Residen, disuruh urus lebih dahulu di rumah sakit di Lamongan, menunggu sembuhnya,
               atau menunggu keluarganya menjemput.

               Dengan tafakur, Zainuddin berdiri di dekat tempat tidur itu bersama Muluk, menunggu si sakit
               bangun dari pingsannya, yang sejak tengah hari tadi, belum juga terbangun. Sedang mereka
               termenung melihatkan itu, mendekatlah seorang jururawat pererrmpuan kepada kedua orang
               itu, sambil berkata : "Agaknya tuan yang bernama Zainuddin, bukan?"
               "Ya di mana nona tahu ?" tanya Zainuddin pula.
               "Ketika perempuan ini dibawa ke mari, kepalanya yang berdarah diikatnya dengan
               selendangnya sendiri, ketika menukar selendang itu dengan perban, telah dapat dikeluarkan
               dari dalam gulungannya sebuah gambar, yang di bawahnya ada tertulis tanda tangan tuan,
               Zainuddin."

               Zainuddin menekurkan kepalanya, melihat roman si sakit dengan sepenuh-penuh cinta, di saat
               demikianlah terang olehnya bagaimana sebenarnya perasaan Hayati terhadap kepada dirinya.

               "Sabarlah, biar dia bangun sendiri", kata jururawat itu pula.
               "Adakah harapan akan hidup?" tanya Muluk.
   129   130   131   132   133   134   135   136   137   138   139