Page 196 - 16Feb18-BG Kristen kelas IX.indd
P. 196
1. Tunanetra, yaitu yang mengalami gangguan penglihatan.
2. Tunarungu, yaitu yang mengalami gangguan pendengaran.
3. Tunadaksa, yaitu mengalami kelainan anggota tubuh/gerakan.
4. Tunawicara, yaitu yang mengalami gangguan dalam berbicara.
5. Tunalaras, yaitu yang mengalami gangguan emosi dan perilaku.
6. Tunagrahita, yaitu yang mengalami kelemahan dalam berpikir dan daya tangkap.
Indonesia belum mempunyai data yang akurat dan spesifik tentang berapa
banyak jumlah anak berkebutuhan khusus. Menurut Kementerian Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak (2010), jumlah anak berkebutuhan khusus yang
berhasil didata, terdapat sekitar 1.5 juta jiwa. Namun secara umum, Perserikatan
Bangsa Bangsa (PBB) memperkirakan bahwa paling sedikit ada 10 persen anak usia
sekolah yang memiliki kebutuhan khusus. Di Indonesia, jumlah anak usia sekolah,
yaitu 5-14 tahun, ada sebanyak 42,8 juta jiwa. Jika mengikuti perkiraan tersebut,
maka diperkirakan terdapat kurang lebih 4,2 juta anak Indonesia yang berkebutuhan
khusus.
Di beberapa daerah di Indonesia, bahkan tidak ada tempat dan usaha untuk
merehabilitasi keadaan mereka. Lebih-lebih untuk kaum perempuan dengan
kebutuhan khusus, sering mereka mendapat perlakuan yang lebih buruk bahkan
banyak yang mengalami pelecehan seksual.
Dalam lingkup keluarga, banyak anggota keluarga dengan kebutuhan khusus
juga tidak diperlakukan secara baik. Banyak yang diterlantarkan dan tidak dilibatkan
dalam pengambilan keputusan. Pribadi dengan kebutuhan khusus juga dianggap
secara mental tidak bisa berpikir dengan baik sehingga dianggap tidak dapat
mengambil keputusan secara tepat.
Sering kali orang dengan kebutuhan khusus dipandang dengan ”sebelah mata”.
Sebetulnya kebutuhan khusus bukanlah penyakit, jadi tidak benar jika ada orang yang
takut mereka akan menularkan kekurangan mereka. Mereka lahir dengan cara yang
sama seperti kita, juga diciptakan dan dikasihi Tuhan, seperti Tuhan mengasihi kita.
Beberapa masalah yang dialami orang berkebutuhan khusus di tengah keluarga
antara lain:
1. Tidak Mendapat Warisan dari Orang Tuanya
Pada saat pembagian warisan, terutama berkaitan dengan harta benda dan
tanah, mereka di anggap bukan sebagai pewaris yang berhak mendapat warisan.
2. Sebagai Noda Keluarga (Stigmatization)
Pribadi dengan kebutuhan khusus sering dianggap sebagai noda keluarga.
Mereka dianggap lebih rendah, tidak sempurna. Orang sering kali menghindar
berhubungan dengan mereka.
Kelas IX SMP
188