Page 201 - 16Feb18-BG Kristen kelas IX.indd
P. 201

Selanjutnya dalam Yohanes pasal 10, penyembuhan terhadap orang buta menjadi hal
                 yang kontroversi diantara para pemimpin Yahudi, dan mereka akan melempari Tuhan
                 Yesus dengan batu karena mengungkapkan diri-Nya sebagai Tuhan (Yoh. 10: 32-33).
                    Selanjutnya dalam kisah tentang menghidupkan Lazarus, memang bukan kisah
                 tentang penyembuhan, namun tentang memulihkan kehidupan. Kebangkitan Lazarus
                 mengungkapkan lagi karya dan kemuliaan Allah (Yoh. 11: 4). Oleh karena itu, para
                 pemimpin  Yahudi, merencanakan untuk menangkap  Tuhan  Yesus (Yoh. 11: 57).
                 Akhirnya mereka dapat melakukan apa yang diinginkan dengan menangkap Tuhan
                 Yesus (Yoh. 18: 1-12) dan mengolok-oloknya (Yoh. 19: 2-3). Meskipun Ia tidak
                 bersalah (Yoh. 18: 28-31; 19: 4, 6, 12) namun Ia dijatuhi hukuman mati diatas salib
                 (Yoh. 19: 16-18). Dalam realita, Tuhan Yesus dengan kasih-Nya mengungkapkan

                 karya-karya untuk memulihkan kehidupan  fisik bagi orang berkebutuhan khusus,
                 juga untuk orang yang mengalami kematian. Sebagai konsekuensi dari itu semua,
                 Kristus harus mengakhiri hidup dengan menderita bahkan memberikan hidupnya
                 sendiri. Dengan demikian, Tuhan Yesus adalah pemberi kehidupan, menderita untuk
                 orang yang berkebutuhan khusus. Ditengah-tengah usaha untuk pemulihan dan
                 kesembuhan, realita kekuatan dan penghiburan yang datang dari kasih Yesus yang
                 mau menderita untuk orang-orang berkebutuhan khusus, diharapkan dapat berperan
                 sebagai kekuatan bagi mereka.
                    Dari ungkapan diatas kita dapat menyimpulkan, memang dalam realita Tuhan
                 Yesus tidak selalu menyembuhkan orang berkebutuhan khusus. Disini Tuhan Yesus
                 ingin mengungkapkan sikap-Nya yang menolong secara utuh terhadap orang yang
                 berkebutuhan khusus untuk menentang sikap diskriminasi masyarakat kepada
                 penyandang kebutuhan khusus. Di samping itu, karena kasih-Nya secara sukarela
                 ia bersedia menderita untuk orang-orang yang mengalami kebutuhan khusus yang
                 oleh karena mereka Ia disengsarakan. Dengan demikian kita dapat memahami bahwa
                 Tuhan Yesus telah menunjukkan keteladanan dalam kepeduliannya kepada orang-
                 orang berkebutuhan khusus, ditengah-tengah realita keadaan yang dialaminya.

                 Kegiatan 4: Produk/Hasil Karya
                    Siswa diminta membuat tulisan pendek kira-kira satu halaman, atau puisi tentang
                 kepedulian mereka kepada teman yang berkebutuhan khusus. Akhirnya tulisan di
                 sharing-kan di depan kelas.


                 E. Alternatif yang Dapat Kita Lakukan

                    Dalam kenyataan, banyak sekali keluarga Kristen yang mengerti keadaan
                 remaja berkebutuhan khusus. Mereka memperlakukan anaknya sebagai orang yang
                 istimewa yang berharga ditengah keluarga yang kebutuhannya diusahakan, dipenuhi,
                 dikasihi, dan diperhatikan. Kita tidak dapat menyamaratakan semua keluarga. Tiap



                                                 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
                                                                                        193
   196   197   198   199   200   201   202   203   204   205   206