Page 199 - 16Feb18-BG Kristen kelas IX.indd
P. 199

Kegiatan 3: Portofolio
                 Memperbaiki kondisi keadaan remaja berkebutuhan khusus.
                 Siswa diminta menulis pengamatannya dan pendapatnya untuk memperbaiki kondisi
                 dan sikap lingkungan kepada remaja berkebutuhan khusus.
                                  Sikap terhadap Remaja dengan Kebutuhan Khusus
                           Konteks            Realita             Cara Memperbaiki
                  1.   Di Keluarga
                  2.   Di Gereja
                  3.   Di Masyarakat



                 D. Tuhan Yesus Solider pada Orang dengan Kebutuhan Khusus

                    Bagaimana pandangan dan sikap  Tuhan  Yesus terhadap orang dengan
                 kebutuhan khusus? Pada zaman Tuhan Yesus, budaya Yahudi sering meminggirkan,
                 mendiskriminasi, bahkan sering kali hanya menghargai hukum secara formalitas saja.

                    Dalam pandangan orang  Yahudi seperti yang terefleksi dalam  Alkitab, pada
                 umumnya orang berkebutuhan khusus yang dianggap ”orang berdosa” dapat di
                 kategorikan dalam dua hal. Yang pertama, orang-orang yang berbuat kesalahan secara
                 publik dan berbuat kriminal. Kedua, orang-orang yang dianggap rendah misalnya
                 orang yang miskin, buta, lumpuh, tuli, timpang, lepra, kesemuanya berdasar kepada
                 dosa dan tidak murni. Mereka tidak dapat berpartisipasi dalam acara-acara komunitas
                 maupun masyarakat.
                    Tuhan Yesus menentang semua sikap yang tidak benar dan diskriminatif. Injil
                 Lukas merekam bagaimana sikap  Tuhan  Yesus kepada orang dengan kebutuhan
                 khusus dan dianggap berdosa (Luk. 14: 12-14).  Tuhan  Yesus menghargai dan
                 mengasihi dia:
                    ”dan Yesus juga berkata kepada orang yang mengundang Dia: ”apabila
                    engkau mengadakan perjamuan siang atau perjamuan malam, janganlah
                    engkau mengundang sahabat-sahabatmu, atau saudara-saudaramu, atau
                    kaum keluargamu, atau tetangga-tetanggamu yang kaya karena mereka akan
                    membalasnya dengan mengundang engkau pula dan dengan demikian engkau
                    mendapat balasannya. Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah
                    orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh, dan orang-orang
                    buta. Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa
                    untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasannya pada
                    hari kebangkitan orang-orang benar.”







                                                 Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti
                                                                                        191
   194   195   196   197   198   199   200   201   202   203   204